27 | Hymen matters

442 31 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Langit tampak cerah di pagi hari. Dax berjalan diikuti Arlo masuk ke dalam gedung RC Company. Tatapannya datar nan angkuh. Setiap staf yang bertemu dengannya, mereka menunduk sopan. Namun langkahnya terhenti saat di depan resepsionis. Tampak dua perempuan tengah beradu mulut tanpa menyadari kedatangannya.

"Pergi jalang! kau tak pantas menginjak gedung ini dengan kaki kotormu!" Kylee menarik paksa tangan Bella. Berusaha menyeretnya ke pintu depan.

"Sialan! Kau tak─" Arlo berdehem, membuat ucapan Bella berhenti.

Dua perempuan itu sontak menoleh. Kylee sadar lebih dulu, ia mendekati Dax

"Mr. Rodriguez, lihatlah! Ada wanita gila yang mengaku sebagai calon istrimu. Dia datang pagi-pagi buta membuat keributan!" Kylee memelas. Sudut matanya melirik sinis pada Bella.

"Tuan Dax, aku─ aku Bella."

"Ella?" batinnya. Dax mengerjap, pria itu beralih menatap Kylee. "Antarkan dia ke ruanganku!"

Dax kembali berjalan bersama Arlo. Meninggalkan Kylee yang mengepal, menatap nyalang pada Bella.

"Kau lihat? Dax terpesona dengan kecantikanku!" Perempuan itu menyunggingkan senyum sinis. Bella masuk lift mendahului Kylee.

Di ruangan CEO, Dax menatap datar pada dua perempuan yang masih bertatapan. Jika digambarkan, ada kilat listrik yang menyambung diantaranya. Pria itu berdehem.

"Kylee, keluarlah!" Kylee menoleh ragu. "Tapi, Mr─ "

"Keluar!" tekan Dax mengulang.

Perempuan itu berbalik, menghentakkan kaki kesal. Kini tersisa Bella dan Dax di ruangan itu.

"Duduklah!" titah Dax pada Bella.

"Dimana?" Dax mengangkat sebelah alisnya. Apa mata perempuan ini buta? Tidak melihat kursi di depannya.

"Menurutmu?"

Bella mendekat pada Dax, ia menyentuh meja. Hendak mendaratkan bokongnya di paha Dax. Namun, pria itu memundurkan kursinya. Membuat Bella jatuh ke lantai.

"Ouh, kau lebih suka duduk di lantai? Tidak masalah." Dax tersenyum sinis. Bella mengepalkan tangan menahan malu.

Terlintas ide dalam pikirannya. Bella meringis kesakitan. Ia mengeluarkan jurus andalannya dengan sedikit mendesah.

"Tuan Dax, tolong ... ahh. Pinggang dan bokongku sakit. Aku ... ahh akan sulit berdiri," keluhnya memegang pinggang.

"Arlo!" teriak Dax. Pria itu muncul dibalik pintu.

"Panggil security dibawah. Katakan ada sampah yang ingin diangkut!" Bella melotot horor. Perempuan itu dengan cepat berdiri.

"Tidak-tidak! Pinggangku sudah tak nyeri." Bella lalu duduk di kursi dengan benar.

"Katakan apa tujuanmu menemuiku?" tanya Dax. Pria itu menyalakan laptop miliknya.

"Tuan Dax, ingat? Anda pernah datang ke kediaman Smith untuk membeli seorang wanita. Maafkan aku! Saat itu aku kabur bersama pacarku. Aku─ aku takut, pacarku mengancam akan membunuh orang tuaku ..." Bella terisak, menyeka sudut matanya yang berair. Ketikan tangan Dax berhenti.

"Jadi aku ingin, tuan─"

"Aku menginginkan adikmu, bukan jalang bekas Jorel sepertimu!"

Deg!

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang