19 | Expensive

460 28 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Di tengah perjalanan pulang, sebuah mobil menghentikan Kathleen. Seorang pria keluar dari sana. Melihat siapa orang itu, Kathleen memutar bola matanya malas, lalu ia melanjutkan langkahnya.

"Katharine!"

Pria itu menghadang Kathleen. Mukanya tampak berseri-seri. "Apa maumu?"

"Menurutmu?" Pria itu mengangkat sebelah alisnya.

"Sinting!"

Pria itu mengalungkan tangannya di pundak Kathleen. "Kenapa jalanmu terburu-buru?"

Kathleen menghempaskan tangannya. Berusaha membuat jarak. "Apa kau sudah kehabisan akal untuk menghancurkan Dax lalu mencariku, Tuan Melden? Mustahil 'kan! Menjauh dariku!"

Melden tertawa lepas. Dia terus mengekori Kathleen yang berjalan tergesa-gesa. Bahkan pria itu bersiul santai meninggalkan mobilnya di belakang.

"Padahal aku sedang berusaha mendapatkan kelemahan Dax," gerutunya pura-pura mencebikkan bibir.

"Jika begitu, pergilah! Segera dapatkan! Jangan coba-coba merayuku untuk ikut dalam rencana busukmu!"

Melden terkekeh kecil. "Dan kelemahan Dax ada pada dirimu."

"Aku ingin memilikimu," desisnya. Raut wajah Melden berubah gelap.

Kathleen tersentak. Langkahnya berhenti memandangi Melden di sampingnya. "Kau mabuk? Ucapanmu tampak tidak waras!"

Seringai kecil terbentuk di bibir Melden. Pria itu memegang telapak tangan Kathleen yang halus.

"Kau wanita yang tidur bersama Dax di penthouse miliknya, bukan?"

Kathleen menegang. Menarik telapak tangannya yang di mainkan Melden.

Pria itu tersenyum penuh arti. "Tak di sangka, monster itu pintar memilih perempuan langka sepertimu. Kau mutiara di dalam lumpur, Katharine." Melden mengusap wajah Kathleen yang segera ditepis oleh pemiliknya.

Kathleen beringsut mundur. Ia melihat kilat obsesi seperti Edric di mata Melden. Sepertinya obsesi Melden hanya pada Dax. Namun, dilampiaskan padanya karena pernah 'tidur' dengan Dax. Pria itu tampak menginginkan apapun yang di miliki Dax.

Kesialan macam apa lagi ini? Kenapa pria modelan Edric harus berpangkat menjadi dua? Yang benar saja!

"Tunggu! Kau salah paham! Aku bukan wanita Dax, aku hanya asistennya." Kathleen berusaha mengelak.

"Ayolah, kau pernah tidur dengannya. Kau pasti bangga. Sudah mendapat keperjakaannya, bukan? Aku heran, kau punya kemampuan apa hingga monster itu merangkak di atasmu? Kau pasti wanitanya!"

Plak

"Berhenti membual, Tuan. Aku bukan siapa-siapanya Dax." Kathleen menatap tajam sampai melayangkan telunjuknya.

Bangga, katanya? Sialan! Pria itu yang merobek keperawananku. Lagipula mana ada pria perjaka yang langsung ahli bermain ranjang? ─⁠=⁠≡⁠Σ⁠(⁠╯⁠°⁠□⁠°⁠)⁠╯

Melden berdecih. Mendapat tamparan ringan yang tidak berasa. Pria itu tersenyum remeh.

"Jika kau bukan milik Dax, bercinta denganku! Lepaskan kesetiaanmu padanya! Kau akan mendapat jackpot, karena aku pun masih perjaka. Meski pernah menggerayangi jalang."

Bercinta? Kesetiaan? Perjaka? (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Musibah macam apa lagi ini?

"Sinting!" lirih Kathleen menatap horor. Perempuan itu berlari kencang menghindari Melden.

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang