55 | I'm here

226 13 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Ada drama apa ini?"

Serentak semua orang di sana menoleh. Kathleen mematung. Sayu matanya melihat sosok pria baik yang selalu menolongnya. Tungkai kaki perempuan itu berjalan mendekat, tanpa sadar. Lelah batin dan fisiknya, ia hanya ingin tenang dan mendapat pelukan hangat.

"Kemari, Kath! Kita akan pergi dari sini." Kata-kata menenangkan itu yang Kathleen tunggu sejak tadi. Ia ingin pulang.

"Tidak!" bantah Dax mendesis. Tanpa sadar, pria itu lengah.

Ivy berhasil merebut pistol milik Dax. Sementara pria itu sudah tidak peduli dengan penembak peluru itu. Berjalan Dax mendekat. Segera ia memeluk bahu Kathleen cepat-cepat meski perempuan itu berontak.

"Kau harus tetap bersamaku! Jangan percaya pada siapapun!" Kathleen berontak. Namun Dax menggenggam tangannya hangat, memeluk erat. Dia tidak ingin kehilangan lagi. Matanya menggelap waspada.

Hingga Kathleen tersentak. Matanya melirik Ivy yang sudah menodongkan pistol tak jauh, mengarah pada kepalanya.

"Lepaskan dia, Dax! Dan kembali padaku! Cepat!" gertak Ivy dengan sorot membunuh, menatap Kathleen.

Sorot mata Dax menyorot waspada. Dadanya bergemuruh, namun kian mengeratkan pelukannya. Nyawa Kathleen terancam. Namun, ia tak bisa mengambil langkah gegabah. Karena ada pria lain juga yang ingin mengambil Kathleen.

Gemetar Kathleen memandang Ivy terluka. Kelu lidahnya berucap. Hanya tangannya yang kian erat memegang Dax, ketakutan.

Helaan nafas keluar dari seseorang. Jengah juga membosankan. "Jelas dia tak mau. Kau sudah membohonginya, jalang! Harusnya kau sadar diri!"

Beralih ia pada Kathleen. "Kemari, Kath! Aku akan bertanggungjawab atas keadaanmu. Kau dan bayimu terus dalam bahaya jika bersama anjing itu. Sini!"

"Dalam mimpimu, keparat!!" gertak Dax murka.

"Dax!!"

Mata Ivy memerah. Siap-siap ia menarik pelatuk pistol. "Kau sudah keterlaluan, Dax! Aku akan membunuh jalang itu! Dia harus mati!"

Doorr!

Mata Kathleen terpejam dengan dadanya naik turun tak karuan. Namun ia tak merasakan apapun. Mendongak ia pada Dax. "Kau tidak apa-apa? Kau terluka?"

Tersenyum samar pria itu melihat kekhawatiran Kathleen. Beralih ia menatap ke depan. Kathleen mengikuti arah mata Dax.

"Light, sialan!"

"Kenapa kau menembakku? Shit!" tanya Ivy menggebu-gebu. Lengan atasnya mengucur darah. Membuat ia kehilangan tenaga untuk mengangkat pistol lagi.

Pria itu─ Light masih berdiri tersenyum sinis, menodongkan pistol. "Kau nyaris melukai wanitaku, bicth! Aku yang akan membunuhmu terlebih dahulu!"

"Kathleen ... kemari sayang! Kita harus pergi!" ajaknya.

"Keparat!" Dax murka, rahangnya mengetat sempurna. Namun, pria itu tak bergerak seinci pun mendekat. Sibuk ia mendekap wanitanya.

Kathleen hanya menatap Light skeptis dan rumit. Benar, ia tidak boleh percaya siapapun. Dax benar. Perempuan itu mundur, menggeleng. Lebih memilih menggenggam Dax.

"Kathleen sialan! Kenapa kau selalu menarik perhatian semua orang! Argh ..." teriak Ivy frustasi mendapat pengabaian semua orang. Wajahnya pucat, menahan sakit lengan atasnya.

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang