53 | Different rescue

192 12 1
                                    

Happy reading✓
Tandai typo

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Gemetar perempuan itu tertalah-talah menyamai langkah Dax. Sesekali ia berteriak, menutup telinga saat mendengar ledakan keras. Mengguncang pijakan kakinya. Namun, Dax dengan sabar juga terus waspada mendekap Kathleen, mencari jalan keluar agar mereka selamat.

Entah yang di rasakan Kathleen sekarang. Perasaannya terbelah antara takut, marah, juga kecewa. Bahkan genggaman tangan hangat Dax terasa salah. Sejak awal dirinya ikut bersalah. Kathleen salah menilai lelaki di depannya. Harusnya ia lebih membatasi diri, waspada juga tidak mudah percaya di dunia asing ini.

Nyatanya bersama Dax ia bahaya, oleh Dax juga ia terluka dan tanpa Dax ia sengsara di dunia ini. Setetes air mata jatuh bersamaan ledakan itu berbunyi memekik telinga. Di sini Kathleen benar-benar tak berdaya. Hidupnya terkendali dan berpusat pada Dax, iblis yang sialnya membuat dia jatuh cinta dan merasakan luka bersamaan.

"Aku disini. Kita akan selamat!" Dax berbalik, mengusap pipinya Kathleen yang sontak di tepis oleh perempuan itu.

Mengabaikan reaksi Kathleen yang cukup membuatnya kecewa, Dax kembali fokus. Matanya liar menilik setiap tempat yang mereka lewati. Menerka jika ada benda hitam kecil berbunyi, dirinya siap siaga.

"Tuan, setiap lantai memiliki tiga bom. Bom di aktifkan secara acak. Ia akan bergantian meledak, dua menit sekali."

Suara Arlo tegas di balik earphone Dax. Pria itu mendesis saat Dax dan Kathleen melewati tangga darurat, turun ke lantai bawah. Karena lift sudah bahaya jika di gunakan.

Pria itu lengah. Siluet matanya baru menangkap benda hitam itu di detik ke lima akan meledak. "Shit!"

Segera ia tarik Kathleen, menepi di sudut kecil dekat pintu darurat.

Duaar!

Jantung Kathleen berdegup kencang bersamaan tangannya mengerat, meremas kemeja depan Dax. Deru nafas mereka saling beradu. Dax menghalangi penglihatan Kathleen dari kobaran api. Menilik sayu mata perempuan itu yang gemetar ketakutan.

"Trust me ..."

Kathleen berjengit, mengalungkan tangannya pada leher Dax. Menatap dingin pria lancang itu. "Turunkan aku!"

Dax menghiraukan tatapan asing Kathleen. Pria itu bergerak cepat, berjalan mencari jalan lain.

"Kau kelelahan."

"Dan kau juga akan cepat lelah menggendongku. Aku tidak ingin mati dan terjebak bersamamu!" desis Kathleen yang tetap di abaikan Dax.

"Lingkarkan kakimu!" Kathleen diam saja, menatapnya acuh. Terpaksa pria itu melingkarkan kaki Kathleen di pinggangnya. Membuat ia sontak melotot, marah.

"Bayiku tergencet, sialan!"

Suara Kathleen tercekat. Bersamaan ia melotot dengan aksi Dax selanjutnya. "Aku tidak ingin mati duluan!" teriaknya panik.

Pria itu memegang pipa saluran air yang terhubung antar lantai. Dengan tak terduga, pria itu turun, meluncur bersamaan jantung Kathleen yang nyaris lepas melihat dirinya jatuh dari ketinggian tanpa pengamanan apapun.

Dax mendarat sempurna, meski keseimbangannya tak mulus. Karena menggendong Kathleen dan bayi mereka.

Kathleen tak mampu berbicara apapun lagi. Pria di depannya benar-benar gila. Kakinya yang lincah menapak turun, satu persatu dari jendela ke jendela lainnya. Dari bangunan ke bangunan lain, mencari celah hingga meluncur dan turun dengan selamat. Kemampuan yang luar biasa.

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang