Happy reading✓
Tandai typo
___________________________"Aku akan pulang ke Paris!" Jorel berdiri merapikan jas nya.
"Kau tetap disini, awasi pembangunan banquet hall di Black Angel's Club. Aku akan mengawasi yang di Paris." Melden mengangguk paham.
Jorel keluar diantar Melden. Pria paruh baya itu masuk ke dalam mobil. Melambaikan tangan lalu melaju menjauh.
Melden masuk ke dalam apartemen. Ia membuka laptop, mengecek informasi seseorang.
"Wanita yang tidur dengan Dax di hotel itu Azalea Kathleen ... sementara wanita yang tidur di penthouse Dax kemarin adalah Katharine. Shit! Ternyata monster itu sama saja. Dasar haus lubang!" Pria itu tersenyum miring.
Berulang kali, Melden mencari data informasi dari Azalea Kathleen. Namun, datanya sulit ditembus. Bahkan tidak ada foto yang tertera dilayar laptopnya. Seolah rekam jejak wanita itu hilang ditelan waktu. Atau mungkin dilindungi seseorang.
"Sial! Apa Dax sudah menemukannya?" gumamnya. Tak lama, deringan ponsel berbunyi.
"Ya, aku akan kesana!" Melden menutup telpon. Pria itu langsung keluar, melajukan mobil.
Black Angel's Club
Melden masuk ke bangunan itu. Ia meninjau lokasi pembuatan banquet hall. Para pekerja tampak tengah menyelesaikan kerangka bangunan sembari melirik gemas pada wanita dan pria yang menari berbaur dengan segelas wine di tangan mereka.
Melden tersenyum sinis. Pria itu menepuk pundak Sam, pria tua yang menjadi ketua dari para pekerja ini.
"Lanjutkan! Laporkan nanti tugasmu padaku," titahnya.
Melden turun ke bawah. Pria itu mengambil segelas wine, bersulang lalu meneguknya perlahan. Ikut berbaur bersama keramaian. Dentuman musik dengan kilat lampu menambah gairah kian malam.
"Shit! Aku ingat Katharine. Sudah lama aku tidak bertemu dia," gumamnya mengingat-ingat perempuan itu.
"Kenapa perempuan itu harus menyembunyikan kecantikannya, hm? Sial! Wajah cantiknya yang pulang dari penthouse monster itu selalu terbayang-bayang di pikiranku!" Melden mulai kehilangan kendali.
Mata pria itu sudah sayu. Duduk di sofa dengan wanita-wanita seksi yang menggerayanginya. Melden memang tidak kuat jika meminum wine dengan kadar alkohol yang tinggi.
"Katharine, sentuh aku!" gumamnya tak jelas.
Hingga datang seorang wanita misterius menyingkirkan para jalang yang meraba-raba melden. Wanita itu membawa Melden ke atas, menuju sebuah kamar.
"Katharine! Dia milikku!" Melden terus mengoceh tak jelas. Membuat wanita itu geram.
Melden jatuh ke ranjang. "Kau Katharine?" tanyanya dengan mata menyipit.
Wanita itu tersenyum miring, mengepalkan tangan. "Ya, aku Katharine."
"Benarkah?" Melden sontak menarik perempuan itu, memberinya ciuman menggebu-gebu. Hasrat mereka terpancing. Tanpa sadar, Melden melucuti pakaiannya secara kasar.
"Kau milikku Katharine! Ingat itu! Kau hanya milik Melden Carlson Agler," tekannya sambil meremas bokong wanita itu.
"Katharine Valeska hanya milikmu, tuan!" desah wanita itu. "Panggil aku Lea!"
"Leaaa, ouh!"
Dering ponsel Melden berbunyi dari tadi. Namun, pria itu terlena dalam gairahnya. Menghentakkan pinggulnya ke dalam yang entah siapa perempuan yang ia kira Katharine. Sementara dering ponsel itu kian memekik. Bersahutan dengan erangan dan desahan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abstract Love [END]
FantasyAzalea Kathleen. Seorang desainer muda yang mengalami roda mundur kehidupan. Karirnya sebagai desainer fashion sekaligus model mendorong dirinya bisa berjalan di atas panggung catwalk Paris Fashion Week. Namun sial, ia justru bangun dan terlempar ke...