16 | Around you

470 33 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Kath, berhenti bersikap konyol! Itu hanya kertas sampah yang dikirim oleh pengagum rahasiamu. Kenapa harus di permasalahkan?" jelas Thalia jengah.

Kathleen memijat pelipisnya pelan. Matanya menilik, mengamati empat kertas lusuh dari peneror itu. Dua diantaranya bersamaan dengan buket bunga sampah.

Dan dua lagi, diberikan pada Kathleen dengan cara berbeda. Namun masalahnya, teror terakhir ini berisi tulisan dengan huruf yang di acak.

Thalia merebut kertas lusuh itu. Dia memicingkan mata sebentar. "Eh, tapi lihat Kath! Setiap kertas ini memiliki inisial berbeda. Hurufnya lumayan sulit di temukan, karena terselip di gambar bunga ini," jelas Thalia mulai ragu. Bahkan wanita itu mencoret inisial tersebut.

"Benar 'kan! Ini bukan dari pengagum rahasia, tapi dari peneror sinting yang ingin membuat hidupku menjadi rumit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar 'kan! Ini bukan dari pengagum rahasia, tapi dari peneror sinting yang ingin membuat hidupku menjadi rumit. Sial! Aku harus bagaimana?" Kathleen menjambak rambutnya pelan.

Lama berpikir, Thalia termangut-mangut. Perempuan itu mulai percaya, ada sesuatu yang janggal di kertas ini.

"Kau punya musuh? Atau mungkin seseorang yang terobsesi padamu." Thalia melipat tangannya di dada, bersikap sok detektif.

(⁠ー⁠_⁠ー٥  )

"Hah, are you fucking kidding me? Hanya si Edric sialan itu, dan ..." Kathleen mengepalkan tangannya. Rahangnya mengetat dengan kilat dendam di balik tatapannya.

"Si Dax sinting!" desisnya pelan.

"Kau yakin mencurigai Dax? Aku tahu, kau punya dendam kesumat padanya. Tapi selama ini kau jadi Katharine. Mana mungkin dia tahu, bahwa kau Azalea Kathleen yang sedang ia cari?"

"Itu yang tidak aku mengerti. Jika seandainya, dia tahu aku adalah Azalea Kathleen, dia tidak mungkin menerorku sejauh ini. Lelaki sinting itu pasti langsung menggorok leherku, Thalia!" rengek Kathleen.

"Kenapa kau tidak langsung mencari flashdisk nya? Kau bisa mengembalikannya, meminta maaf lalu berdamai? Selesai!"

"Mulutmu lancar seperti pengairan sawah! Mustahil aku bisa selamat tanpa hukuman! Lagipula flashdisk itu tertinggal di rumahku dulu. Aku takut bertemu si siscom!" keluh Kathleen pusing.

"Lupakan! Kita sedang membahas teror terakhir ini! Bisa jadi Edric, Dax atau orang lain 'kan? Kita tidak bisa menuduh orang sembarangan tanpa bukti."

"Ya, kau benar. Tapi tulisan ini aneh. Aku pernah menyusunnya dan tidak membentuk kalimat yang waras. Apa tulisan ini harus dipecahkan menggunakan sandi?"

Thalia menoleh. "Mungkin ... bagaimana jika kita mencoba semua sandi atau rumus kode? Lalu kita terapkan pada tulisan ini. Mungkin dia akan membentuk tulisan yang baru!"

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang