52 | Abstract Love

220 13 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Tak ada yang lebih sakit dari kepercayaan yang di balas pengkhianatan.

Kathleen merasakan hal itu. Jantungnya rasa kuat di remas. Hantaman hebat menumpuk di dadanya nyaris sesak tercekat. Linangan air mata perempuan itu sedari tadi turun, tak bisa di tampik lagi.

Menyakitkan. Sungguh hatinya sakit, menerima kebenaran ini. Kathleen beri seluruh cinta dan kepercayaannya. Namun, Dax justru balas dengan dendam dan segala pengkhianatannya.

Wanita tolol seperti Kathleen dipermainkan lelaki keparat seperti Dax. Bukan 'kah itu perpaduan yang luar biasa hebatnya? Entah sesukses apa Dax membuat Kathleen hancur sejadi-jadinya. Dan bodohnya, Kathleen menaruh kepercayaan, cinta dan harapan, semua pada Dax.

Dia wanita tolol itu.

Kathleen wanita bodoh itu yang mudah saja percaya.

Perempuan itu terisak hebat. Sesenggukan ia memeluk perutnya, bayi tak berdosa yang menjadi alasan Kathleen hidup di dunia ini. Lalu apa maksud dari kebenaran ini?

Sayup-sayup terdengar suara derap langkah kaki mendekat. Makin lama kian jelas, tungkai kaki itu berlari menghampiri tempat ini.

"Kathleen ..." Nafas Dax terengah-engah. Pria itu sampai tepat di depan pintu. Menatap Kathleen yang menangis, nanar juga kecewa.

"Trust me ..." Dada pria itu bergemuruh hebat.

Kathleen menoleh. Matanya memerah, nyalang dengan senyum getir yang tercipta di bibirnya. "Ini balasan dari seluruh cintaku padamu?"

"Penderitaan, kehancuran dan kematian hidupku. Itu yang kau maksud dengan pura-pura mencintai ku, bukan?" Gemetar Kathleen mengatakan itu seraya menilik nanar mata sayu Dax.

"Kau salam paham ..." lirih Dax kelu.

"Lalu apa, hah?!" teriak perempuan itu menggebu-gebu. Dada Kathleen naik turun saking meluap emosi yang sejak tadi di pendamnya.

Telunjuk Kathleen ia layangkan pada Dax. Gemetar bola matanya menilik tajam, memerah penuh kekecewaan.

"Monster biadab sepertimu memang serakah! Harusnya aku menaruh curiga kau yang tiba-tiba berhati malaikat lalu mencintai ku tanpa syarat. Sejak awal harusnya ku ingat, kau memperkosaku. Setiap kali ada kesempatan kau melecehkanku. Mengancamku, mempersulit hidupku, membuatku trauma. Namun, apa? Aku memaafkanmu. Melupakan masa lalu buruk itu atas perbuatan kejammu ..."

"Tuhan seakan tak ingin membuatku berputus asa, menumbuhkan jejak atas perbuatan bejatmu. Dan kau dengan tak tahu malu meminta hak atas bayiku. Lalu ... ku berikan! Ku jaga janin ini sepenuh hati tanpa meminta pertanggungjawaban mu. Hingga kau mulai merasa berhak atas hidupku. Kau mengurungku, merantaiku, memborgolku, melarangku, mengatur hidupku. Lalu apa? Ku maafkan lagi. Aku maklumi ... Aku luluh dengan omong kosong cintamu. Aku pasrah, ku berikan raga yang rela di atur olehmu. Ku berikan hati yang rela dan berharap di cintai olehmu. Lagi-lagi apa balasanmu?! ..."

Nafas Kathleen tercekat. Lidahnya kelu, dengan dada yang terasa sesak. Nanar ia mengingat kemalangan yang menimpa padanya sejak awal.

"Setelah mendapat ragaku, jiwaku, cintaku, bayiku dan seluruh hidupku. Kau justru diam-diam menerorku. Pura-pura mencintaiku, setelah ku cinta kau jatuhkan harapanku. Kau buat diriku menderita. Kau hancurkan hidupku yang sedari lama retak menjadi berkeping-keping tak bersisa. Kau menginginkan kematianku! Kau menginginkan mataku yang milik Lea-mu itu?" tunjuk Kathleen menggebu-gebu pada lukisan dirinya yang berlumuran darah.

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang