28 | My future husband?

478 30 0
                                    

Happy reading✓
Tandai typo
_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Tuan, wanita itu kritis!"

Seorang pria menelpon seseorang. Wajahnya tampak datar, namun pikirannya penuh dengan kegelisahan.

"Pastikan dia hidup!"

Pria itu meremas ponsel sedikit geram. "Tuan, apa sebaiknya kita pindahkan saja dia ke rumah sakit?"

"Kau jatuh cinta padanya, hm?" Pria itu sedikit menegang. Ia mengusap wajahnya kasar. Terdengar kekehan berat dari tuannya.

"Kendalikan perasaanmu, Arlo! Aku tidak suka dengan kelalaian dan pengkhianatan!"

Tut, tut, tut

Panggilan itu ditutup. Arlo mengumpat pelan. Pria itu berjalan, menghampiri wanita yang tertidur dengan tenang. Raut wajahnya menggelap. Perlahan, ia meraih rambut wanita itu yang setengah terjuntai. Mencium aromanya dalam-dalam.

"Bertanggungjawablah atas perasaan aneh yang kau timbulkan! Bangun, sayang!"

✷✷✷

Seorang perempuan berjalan sendirian di pusat perbelanjaan kota. Pikirannya penuh, memikirkan kejadian mengerikan minggu lalu. Dimana Joanna mengaku bukan ibu Kathleen dan Edric mati secara misterius. Kathleen benar-benar dilanda kegelisahan.

Ia takut jika Edric gentayangan mendatangi dirinya. Lalu menuntut Kathleen atas cintanya yang tak terbalaskan. Bukan─ maksudnya Edric mati tanpa petunjuk apapun. Dia bukan bunuh diri, tapi seperti─ dibunuh seseorang. Apa si peneror sinting itu?

"Sebenarnya dia itu cinta atau dendam, sih?"

Andai ia bisa, Kathleen ingin mengutarakan pertanyaan itu. Sudahlah, jarinya menunjuk, menelusuri etalase tempat dimana susu ibu hamil bertengger. Susu pemberian Dax habis kemarin, terpaksa Kathleen membelinya sekarang.

Mengingat Dax, sontak bayangan minggu kemarin terlintas di otak kecilnya. Pria itu memang cabul dan kurang ajar. Kathleen tak habis pikir, kenapa dirinya bisa diam saja saat dilecehkan? Jangan bilang ini hormon Ibu hamil yang jadi gatal, ingin disentuh suaminya?

Kathleen menggeleng keras. Ia memukul kepalanya pelan. "Lupakan-lupakan! Sialan, Kathleen otakmu jadi kotor begini!" umpatnya pelan.

"Aku benar-benar harus segera mencari calon suami!"

Setelah membeli tiga kotak susu ibu hamil, Kathleen berjalan ke kasir. Sudut matanya menangkap punggung tegak seseorang dari samping. Matanya mengerjap beberapa kali, ia hafal betul pemilik punggung itu.

"Calon suamiku!" gumamnya dengan mata berbinar.

Perempuan itu mendekat. Pura-pura memilih merk botol shampo. Dengan sengaja, Kathleen menjatuhkan benda itu. Pria itu menunduk, begitupun Kathleen. Manik mata mereka saling beradu.

"Maaf, Nona?" Kathleen terus memandangi raut wajah dengan amat rindu.

Pria itu melambaikan tangan. "Nona? Kau tidak papa?"

Kathleen mengerjap malu. Ia menyelipkan helaian rambutnya ke telinga dengan anggun. "Light? Kau tidak mengenalku?"

"Maaf, Nona─"

"Katharine. Kau pasti mengenalku 'kan?" Kathleen tersenyum penuh arti. Light melebarkan matanya. Wajahnya tampak skeptis.

"Kau─"

***

Highlight Cafe

"Minuman anda, Nona!"

Abstract Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang