Yibo dan Zhan dibuat syok mendengar teriakan anak bungsu mereka di kamar mandi. Ketika diperiksa, yang terlihat adalah genangan darah di lantai, serta Hui yang menangis histeris.
"Astaga, Dedek!"
"Mama... Dedek takuuut."
_
_
"Kondisi anak kalian saa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ZHAN menggigil kedinginan, Yibo tidak bisa ke mana-mana meski ingin menambah selimut isterinya. Alhasil, pria itu menyatukan tangan mereka, membuat cincin kawin di masing-masing jari manis begitu indah berkilau.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Adek sayang, ke rumah sakit aja, ya. Kamu menggigil loh ini, obatmu juga belum mau diminum. Kalau tambah parah, Adek susah ngapa-ngapain."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eeekh... Mas Yibo, siniin tangannya. Pegang erat-erat...hah...hah... Dingin banget, Maaas." Zhan menggerung kepayahan, napasnya hangat tapi tubuh tidak berhenti menggigil.
Yibo menunduk, mencium bibir terbuka pria cantik itu. "Adek, kamu makan dulu, habis itu minum obat. Mas maksa."
2 pelayan tidak pergi sejak tadi, mereka menunggu hal apa yang akan diperintahkan oleh Yibo. Maka, sang majikan menyuruh untuk membawakan sesuatu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
