66. PERI DAN PENGGEMBALA

467 57 69
                                    

"Cinta seringkali diuji dengan kesalahfahaman. Bicaralah 4 mata agar ditemui jalan keluar. Jangan dipendam sendirian, nanti busuk dan sakit."
____________________________________________
____________________________________________

Jingshi - jam 08.00 pagi

IZIN sudah dikantongi oleh Ken untuk membawa Rain berlibur beberapa hari ke rumah orang tuanya. Zhan sempat berharap bisa ikut sekalian untuk melihat pemandangan air laut, dia mendengar kabar kalau Keluarga Meng tinggal di tepi pantai. Akan tetapi, Yibo melarang dan berbisik kalau Ken punya suatu rencana dengan orang tuanya untuk Rain.

"Nau icut ce mantai, Pahpah."

"Ua jujak mau ikut, Om Bo. Boweh?" Hua berlari dari dalam mansion sambil menenteng ransel bentuk kepiting.

Plak! Zhuocheng menepuk jidat melihat putra semata wayangnya yang entah sejak kapan mengambil tas.

"Bayi Domba yang imut, kita akan ke pantai tapi bukan hari ini."

Hua mendongak ke arah Ibunya sambil menggenggam telunjuk Rain. "Telus Ua nunjuin? Ndah mau, Ibuh nunjuin aja cendilian. Ayuk, Om Lain. Mau jayan-jayan, kan?"

Hui memekik, dia menenteng sebelah sepatunya yang belum terpasang. "Om Lain jiji cama Jejek Ui jujak, tan? Nau yat pauh cama mbula-mbula!"

Zhan tertawa, dia meraih Hui untuk digendong. "Paus sama lumba-lumbanya lagi bobok di laut, belum boleh diganggu."

Hua dan Hui saling pandang, mereka seketika muram. Ken lantas menyerahkan 2 batang cokelat besar untuk keduanya.

"Cokelat enak untuk 2 Tuan Kecil yang manis, ayo ambil."

"Waaw~ bilang apa ke Om Ken, Nak?" Zhuocheng bertanya pada Hua.

"Laji dong, Om Ken."

"Weh! Kok malah mau lagi, bilang apa yang benar?"

"Malacih, Om Cencang Joleng!" Hui menyerobot gembira seraya menggoyang-goyangkan cokelatnya.

Dukk! Hua memukulkan cokelat ke jidat Hui, "Tatak Ua biyang telima kacih!"

"Jejek Ui jujak!"

"Tatak Ua, butan kamu!"

"Bucan namu jujak! Aaakk Tatak Ua jeyek manyet tayak cumut, cayak icing bilu jujaaaak!" Duk duk duk! Hui tidak mau kalah, dia memukulkan batang cokelatnya ke kepala Hua yang berdiri di bawah.

"Waaaahaaaa~ Ayaaaah! Jejek Ui kulang ajaaal!"

"Astagah astagaaaah! Jantungku copot, Mas Kuan...khhhh~" Zhuocheng melemah mendengar kemarahan mengerikan Hua.

Keadaan menjadi sangat heboh karena 2H meraung kompak, Rain tidak kuat menahan tawa di saat Ken sibuk membongkar ransel untuk mencari cokelat yang baru.

"Rain, ung!"

Si pemilik nama menoleh, mendapati pria mungil yang membawa sebuah toples. Rain mendekati pria itu yang tentunya adalah Rei.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang