48. JINGSHI TENDA API

474 62 103
                                    

"Jantung itu benar-benar terbakar, ditanam dalam bara api kemudian dilukai bertubi-tubi. Namun ketika manusia diberi kekuatan oleh Tuhan melalui orang yang disayanginya, maka takkan ada siapapun yang mampu melemahkan."

___________________________________________
___________________________________________

Di suatu rumah yang jauh
jam 23.23 malam

TUBUH berbalut jubah dan celana serba hitam, tersampir pedang panjang di punggung, seseorang duduk setengah berbaring di atas atap lantai 2 rumah besar. Dia mengetuk-ngetukkan kuku pada genteng dengan raut bosan. Sekitar 15 menit kemudian, sebuah sedan berwarna perak masuk ke pekarangan rumah yang dijaga 2 satpam.

"Pulang sendirian, ung? Duh, kenapa nggak ada jebakan di rumah ini?"

Rei tetap dalam posisi yang sama sampai si pemilik rumah benar-benar masuk ke dalam kamar. Rei pergi dengan profesional tanpa terjungkal genteng licin. Tap! Pria itu mendarat di balkon kamar bagian belakang. Balkon itu tertutupi tirai dari dalam dan tentu terkunci. Rei tidak berniat memecahkan kaca pintu walaupun sangat mudah dilakukan. Tuk tuk tuk tuk! Dengan entengnya, isteri Nakamura Zuu itu mengetuk pintu kaca, seketika seseorang menyingkap tirai dan orang tersebut terbelalak.

 Tuk tuk tuk tuk! Dengan entengnya, isteri Nakamura Zuu itu mengetuk pintu kaca, seketika seseorang menyingkap tirai dan orang tersebut terbelalak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hayouuu! Hihi~ boleh Rei masuk, ung?"

Trik cklek! Kunci diputar lalu pintu dibuka lebar. Sret!

"Ung! Jangan kasar beginiiii..." Rei cemberut ketika tubuh kecilnya ditarik masuk ke dalam kamar.

Itu adalah kamar luas bernuansa krem yang menenangkan. Rei terpaku melihat sekeliling, kemudian berdecak setelah menyadari sesuatu.

"Tck! Kenapa warna hitamnya nggak ada, ung? Terlalu sepi, dada Rei agak sesak tanpa warna itu, ung."

Si pria pemilik kamar tampak waspada, dia meraih pistol di dalam laci tapi Rei anteng duduk di pinggir ranjang. Ranjang tersebut sangat tinggi sehingga kakinya yang pendek gagal menyentuh lantai.

"Kalau lagi sama Abang Zuu, Rei pasti digendong untuk naik ke kasur, ung."

"Abang Zuu?" Gumam si pria yang berdiri di pojok kamar.

Rei melotot kaget, "ups! Rei keceplosan, ung. Hihi~ salah Rei yang belum apa-apa tapi udah kangen suami, ung."

Alis pria tadi berkerut, "suami? Kamu...sudah punya suami?"

"Punya bayi juga, ung! Ahahaha... Bayi kecilnya Rei lucuuuuu banget. Mau peyuuuk~ tapi tadi dia udah bobok, ung."

Dengan hati-hati dan perlahan, pria yang baru melepaskan baju luaran dan kini mengenakan singlet, berjalan mendekati Rei tanpa melepaskan pengawasan.

"Apa maumu? Kenapa kamu menemuiku lagi?"

Rei tersenyum. Binar cantiknya diperlihatkan oleh sinar lampu dari balkon. Hal itu membuat si dominan merasa sangat terpukau sekaligus waspada.

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang