52. JIANG DAN MAFIA

501 64 94
                                    

"Kita akan memburu para pemburu kebahagiaan, lalu menghancurkan mereka dengan penderitaan."

___________________________________________
___________________________________________

Jingshi - jam 10.10 pagi

WALAUPUN sudah tidak ada kebakaran lagi, tapi wartawan tetap datang berbondong-bondong menuju Jingshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WALAUPUN sudah tidak ada kebakaran lagi, tapi wartawan tetap datang berbondong-bondong menuju Jingshi. Bisa dikatakan bangunan itu kini hanya puing-puing berwarna hitam sebab diselimuti abu serta bekas asap yang pekat. Para wartawan menyiarkan berbagai berita dengan penyampaian yang bervariasi.

"Saat kejadian berlangsung, diterangkan bahwa ternyata Tuan Wang Yibo dan aktor Oh Sehun tidak ada dalam TKP, sehingga Tuan Xiao Zhan harus menyelamatkan diri serta anak-anak dan cucunya. Banyak orang berspekulasi bahwa 2 kepala keluarga ini tidak bertanggung jawab atas apa yang menimpa Tuan Xiao Zhan dan para bayi. Bahkan Oh Lin Yi yang terbujur kaku dalam keadaan koma selama 2 bulan, hanya diselamatkan oleh ibu tirinya tersebut."

Entah beruntung atau sial, Yibo datang tepat saat berita tentangnya disiarkan. Tentu saja, pria itu langsung dikerubuni para wartawan yang haus akan berita. Jo dan Max yang mengawal segera melindungi tuan mereka, Jo sendiri tidak tinggal diam hingga sempat mendorong beberapa cameramen yang keras kepala.

"MUNDUR ATAU KUPATAHKAN SAJA KAMERA KALIAN!!"

Jika itu Rei, tentu apa yang diteriakkan bukan hanya ancaman. Sayangnya orang yang berteriak tadi adalah Jo, pria tinggi besar yang masih ragu-ragu menyakiti orang yang tidak bersalah. Untunglah para wartawan sedikit menurut dengan mundur teratur. Mereka mungkin belajar dari kejadian lampau di mana Rei pernah memecahkan kamera 2 wartawan dalam waktu berbeda menggunakan pedang. Jo tidak membawa pedang, melainkan sebuah tombak besi yang terselip di punggung, lalu ada Max yang membawa pistol kembar di hip bag. Kekasih Moy tersebut memang tidak berkata apa-apa untuk mengancam, tapi tatapannya sangat dingin mengintimidasi.

"Biarin aja, Jo. Biar mereka puas nyari berita. Nanti kalau Jingshi udah habis abunya, mereka akan pulang sendiri."

Perkataan Yibo cukup keras, dia sengaja memperdengarkan perintah berbalut sindiran dan lumayan memukul pikiran para wartawan. Orang-orang itu mundur lagi saat Yibo berjalan menuju puing-puing Jingshi. Jo maupun Max setia di ke-2 sisi sang majikan, menjaga agar Yibo tidak terpeleset oleh balok kayu atau lantai yang basah bekas terobosan air pemadam.

"Tuan Muda..." Max memanggil pelan.

"Yang tersisa hanya monumen 3000 peraturan?" Yibo tertawa geli saat berdiri di depan tembok tinggi bertuliskan ribuan aturan suci Keluarga Wang. "Aku jadi ingat ketika mencambuk A'Yi sebanyak 15 kali karena dia melanggar 10 aturan. Astagah, putraku yang manis itu ternyata jadi pemecah rekor perusak tatanan pertama Jingshi."

"Tuan Muda Dylan playboy, Tuan Muda." Max si kalem tiba-tiba berceletuk, membuat Jo syok bukan kepalang.

Ternyata Yibo tidak banyak berekspresi meski adik sepupunya dihakimi demikian. Dia justru tertawa lagi dan berkata, "Dylan sejak dulu sengaja menyisihkan diri dari Keluarga Utama Wang. Bukan karena 3000 aturan itu, tapi karena dia memilih jalannya sendiri, nggak mau dikekang dan ingin jadi orang paling bebas. Aku dan keluarga menghargai keputusannya meski...yah, Dylan seringkali bertindak semaunya."

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang