9. JERITAN SAAT PERS

572 47 60
                                    

"Siapa saja bebas mencintai dan dicintai. Yang salah ialah pada siapa dan cara mencintai." YUL🌿

___________________________________________
___________________________________________

Jingshi - jam 23.48 malam

SEHUN baru selesai meminum vitaminnya dan bergegas naik ke ranjang, dia bergeser untuk memeluk Lin Yi yang tidur miring. Hanya saja, sang isteri tiba-tiba bangun lalu duduk.

"Kok bangun, Yank?"

"Mau pipis."

"Lagi? Kan tadi udah 3 kali."

Lin Yi mendekati pinggir ranjang pelan-pelan, Sehun dengan cepat turun lebih dulu dan membantunya berdiri.

"Ssshhh..."

"Kamu nggak apa-apa, Yank?"

"Agak panas di bawah, mulas juga."

Lin Yi mengusap-usap perutnya, dia menggenggam piyama bagian dada Sehun sebab merasa tidak kuat langsung berjalan.

"Udah masuk bulan ke-9, kamu yakin tetap ke agensi besok?" Sehun lagi-lagi bertanya, wajahnya sangat cemas.

Lin Yi mengangguk, dia mulai berjalan seraya dirangkul. "Yakin, kok. Aku sadar sekarang, nggak mau biarin masalah ini jadi besar di kemudian hari. Mama udah nasihatin aku banyak hal tadi siang, katanya kita emang harus go public."

Sehun menggeser tirai kamar mandi, lantas mendudukkan Lin Yi di kloset.

"Sejak awal aku kan udah bilang biar kita go public, kamu aja yang keras kepala." Dengan telaten, Sehun membuka celana piyama Lin Yi yang dikhususkan untuk submisif hamil besar.

"Aku khawatir sama karirmu."

Sehun berdecak mendengar kata isterinya. "Ayank mikir terlalu jauh. Aku baik-baik aja sejak awal, aku pun nggak peduli judgment orang-orang seandainya mereka tau aku udah nikah. Yang bikin aku nggak nyangka adalah, Ayank ngekhawatirin karirku, padahal faktanya pemilik Shining Moon adalah Ayank sendiri."

Lin Yi selesai dengan kegiatan buang air kecil, Sehun membersihkan kemaluan isterinya sehingga Lin Yi sendiri tersipu. Dia berdiri, dibimbing ke wastafel untuk bersama-sama mencuci tangan.

"Punyaku ya punyamu juga, Sehun."

"Nggak, Sayangkuuuu. Agensi tetap hak paten Wang dan Ayank sendiri." Sehun mencolek hidung Lin Yi menggunakan telunjuk yang basah. "Sekarang Ayank tidur, ya. Aku peluk sampai pagi."

Mereka kembali ke ranjang, tapi Lin Yi mengerang sambil menggigit bibir. Dia terlihat menarik napas beberapa kali.

"Ayank, sakit banget perutnya?"

Lin Yi tersenyum, "agak sakit, belum terlalu. Mungkin emang kontraksi palsu."

"Ya Tuhan, kontraksi?! Gawat! Aku panggil Pa--"

"Jangan, Sehun. Seriously I'm okay. Mama sama Papa pasti udah tidur, kasihan besok Papa mesti ikut ke agensi sekalian kerja juga. Aku bisa tahan."

Sehun mengusap perut Lin Yi, agak tegang dan keras. "Ayank serius bisa tahan? Bayi kita mungkin akan lahir malam ini."

Lin Yi menggeleng, dia merapikan posisi bantal serta guling. "Nggak akan lahir malam ini, aku bisa ngerasain. Bayi kita cuma lagi nyiapin posisi buat persalinan."

"Tapi, Ayaaank..." Sehun cemberut, ngantuknya sudah berkurang sekarang.

Tawa serak terdengar dari Lin Yi, malam memang sudah cukup larut sehingga suara siapa saja menjadi cukup aneh.

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang