41. DEMI KESETIAAN

415 60 16
                                    

"Walaupun dianggap bukan manusia lagi dalam hal wujud, dia masih punya hati manusia yang sikapnya memanusiakan manusia."

___________________________________________
___________________________________________

Laboratorium Rain-Bow
jam 00.12 malam

KESEMPATAN besar bagi Bow untuk melakukan eksperimen di tengah malam begini. Si kecil Huan sudah tidur sejak jam 8 malam, Prof. Yuan kemungkinan akan lembur di rumah sakit karena banyak pasien harus dioperasi, juga Rain yang sudah mendapatkan kamar khusus untuk dirinya dan Ken di Jingshi, sama seperti pasangan Zuu-Rei.

Bow mengklik banyak option rumit di desktop hologram berwarna biru. Dia fokus mempelajari sekaligus mengatur sebuah visual dari organ tubuh seseorang.

"Kak, oke?"

"Jam 2 nanti, kamu akan ngerasain sakit yang luar biasa karena suntikan anestesi tadi berdosis tinggi. Efeknya emang nggak akan terasa sekarang. Kamu nggak bisa mundur dari rasa sakit itu, dek. Tapi untuk operasi khusus yang kamu mau, masih bisa dibicarain sebelum dilakukan."

Ricky memegang tangan Bow dengan tangan robotnya yang sudah sangat rusak. Tangan itu tidak bisa dipakai menggenggam seperti dulu.

"Kakak, tenang."

"Hah? Iya, Kakak tenang. Ricky juga...juga harus tenang." Bow menyahut dengan suara gemetar.

Walaupun sudah pernah menangani kondisi paru robot Rain berkali-kali, bahkan menjadi dokter pengganti Prof. Yuan untuk orang yang sama, Bow kini menjadi gugup dan takut.

'Gimana jika nanti gue gagal dan Ricky malah celaka?'

Ada banyak sekali yang akan membasmi Bow apabila Ricky benar-benar celaka. Ada Junda si Ibu, Allen mafia protektif yang bisa melakukan apa saja demi asisten sekaligus pengawalnya itu, Dylan kekasih Ricky, Zuu si senior yang bisa sangat mengerikan jika juniornya terluka, belum lagi Rei yang akan ikut-ikutan melihat keributan. Ah, untuk Dylan sendiri, Bow tidak cukup peduli karena pria itu siapa? Bagi Bow, Dylan hanya bayangan tak penting bagi Ricky. Selain orang-orang tersebut, ada Yibo, Zhan bahkan Lin Yi bisa saja bangkit dari koma apabila mantan pengawalnya terluka.

"Kak Bow?"

Ini adalah malam perdana bagi Bow memasangkan 'sesuatu' ke dalam tubuh Ricky. Adik sepantinya tersebut terus memberondong Bow dengan permintaan ingin jadi lebih kuat, supaya Dylan tetap terlindungi dari orang jahat.

"Kak Bow, jangan diam."

Ricky memberitahu si jenius muda kalau sudah sekitar 1 bulan lebih Dylan diteror oleh orang-orang asing. Mereka mengancam akan menumbangkan bisnis resort dan vila si pria Wang, kemudian membuatnya malu seumur hidup di muka media.

"Kakak!"

"Ah! Astagah, maafin Kakak. Emm, udah jam berapa sekarang?" Bow mengecek jam dinding dengan buru-buru, jelas dia semakin tidak tenang. "Jam 1.45, dek. Apa ada rasa nggak nyaman?"

Ricky mengangguk. "Pinggang."

"Apa lagi?"

"Punggung."

Bow berdiri, dia tiba-tiba memeluk Ricky. "Adikku nggak mau mundur aja?"

"Jangan. Optimis. Harus."

"Hm, kalau gitu...kalau gitu, Kakak nggak punya hak untuk maksa Adek lagi. Ingat, Ricky. Hal yang mau kamu lakuin nanti sangat beresiko jika Kakak gagal, dan itu...aaah, ya Tuhan." Bow memijit-mijit kepalanya, dia bisa-bisa menangis sekarang. "Kamu tau cyborg itu apa?"

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang