Yibo dan Zhan dibuat syok mendengar teriakan anak bungsu mereka di kamar mandi. Ketika diperiksa, yang terlihat adalah genangan darah di lantai, serta Hui yang menangis histeris.
"Astaga, Dedek!"
"Mama... Dedek takuuut."
_
_
"Kondisi anak kalian saa...
"Guru punya cara masing-masing dalam melatih murid. Jangan kecewa dan jangan memaki. Jika tidak kuat, maka jujurlah agar tak ada kebencian terhadap guru. Dunia ini gila, sudah banyak guru dicerca muridnya sendiri."
ALLEN memperhatikan Fengmi yang berdiri di depan jendela. Tampak raut pria itu murung, tentu memikirkan kejadian 3 hari lalu antara Ricky dan Junda. Mendekat, memanggil dengan suara paling halus yang dimiliki Allen.
"Fengmi, mau sampai kapan ngelamun di situ? Anginnya cukup kencang sore ini, nanti kamu sakit."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada apa, Pak Mafia?"
Allen terkekeh, suaranya sangat merdu di telinga Fengmi sehingga pria submisif tersebut merona. Dia segera menoleh ke luar sekedar menyembunyikan rona.
"Jangan panggil aku 'Pak', Sayang. Apa wajahku setua itu, hm?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kamu dan aku kan emang udah tua. Buktinya kita sekarang punya cucu, 2 malah." Kata Fengmi dengan ekspresi yang dibuat kesal.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Allen lantas duduk di sofa dekat isterinya, lalu berkata, "jangan terlalu seksi jika nggak sedang di kamar."
Mengernyit, Fengmi justru semakin membuat suami mafianya gemas. "Kenapa gitu?"
