3. MEMANJAKAN ANAK

802 66 33
                                    

"Kelahiran dan kematian adalah hal yang lumrah di dunia ini, lalu kenapa merasa heran saat bayi bisa lahir dan bisa meninggal di dalam rahim ibu?" [YUL]
__________________________________________
__________________________________________

Jingshi - jam 15.56 sore
---
3 bulan kemudian...

ZHAN memperhatikan perut Lin Yi ketika anaknya itu sedang duduk membaca chat cinta dari Sehun. Posisi perut Lin Yi tampak turun, sedikit terlihat mengencang di bawah, dan kendur di area ulu hati.

"A'Yi, semalam tidur nyenyak?"

"Iya, Ma. Kenapa emangnya?"

"Nggak ada flek atau air keruh di celananya A'Yi tadi pagi?"

Lin Yi terlihat bingung, dia lalu menggeleng. "Air kencing maksud Mama?"

Zhan tersenyum. Pembahasan pribadi ini tidak ada yang mendengar selain dirinya dan Lin Yi, jadi tidak perlu khawatir. Mereka ber-2 sedang bersantai di perpustakaan Jingshi, sengaja untuk membahas hal-hal ringan juga melepas lelah. Hua-Hui dijaga pelayan dan pengawal di ruang bermain, Zhuocheng pergi berbelanja bersama Haikuan, Yibo di Wang's Blue Kingdom, Sehun di Shining Moon Entertainment sedang melakukan pemotretan, Jackson quality time bersama Feiyu dan si Baby Twins. Semua orang punya kesibukan masing-masing hari ini.

"Kandunganmu udah masuk bulan ke-8, Sayang. Wajar jika ada flek dan air keruh sedikit di celana dalam. Pertanda waktu kelahiran makin dekat. Kamu ngerasa nggak nyaman atau ada yang nyeri?"

Lin Yi menggeleng lagi. "Semua tenang-tenang aja, kok. Nggak ada yang sakit atau nggak nyaman juga. Hasil USG terakhir, bayinya sehat."

Zhan mengangguk lega. "Kalau ada yang nyeri, kasih tau Mama atau Papa, ya. Suamimu juga harus tau. Prediksi dokter nggak selalu tepat, kadang-kadang persalinan bisa cepat atau lambat."

Lin Yi tersenyum, dia menggenggam tangan Zhan ketika menangkap ekspresi cemas Mamanya.

"A'Yi dan adik bayi baik-baik aja. Nanti Mama yang kasih nama, ya."

Zhan tersenyum, dia mengelus perut puteranya dengan lembut. "Mama punya banyak banget nama yang bagus, Sayang. Jangan banyak pikiran, ya. Kamu dan bayi harus tetap sehat sampai waktu persalinan. Mama dan Papa akan selalu nemenin A'Yi, kok."

Lin Yi menidurkan kepala di bahu Zhan, tetap menggenggam tangan Mamanya yang cantik itu.

"Kira-kira, Mama Mei bahagia, nggak? A'Yi udah ngelakuin hal-hal yang salah dulu, tapi menyesal sepenuh hati dan bersumpah nggak akan ngulangi kesalahan yang sama. Apa Mama Mei nggak benci sama A'Yi sekarang, Ma?"

Zhan membelai rambut Lin Yi, lantas menjawab tulus, "sejak kapan seorang ibu membenci anaknya, Nak? Yang kamu lihat adalah mimpi."

Tiba-tiba, air mata Lin Yi menetes. "Di mimpi-mimpi yang dulu, Mama Mei marah besar sama A'Yi. Dia nggak mau ketemu A'Yi lagi jika terus nyakitin bunga asternya. Ketika Mama koma dulu, Mama Mei datang ke mimpi dan bilang kalau dia kecewa asternya A'Yi bikin layu. Kedurhakaan A'Yi...hikss...telah bikin semua pihak rugi. Sekarang A'Yi faham aster itu apa, yaitu Mama Zhan sendiri...hikss... A'Yi benar-benar berdosa...hikss..."

Air mata jatuh ke genggaman tangan mereka.

"Anak Mama takut?" Lin Yi mengangguk, Zhan berucap, "Mba Mei Xin adalah wanita yang paling baik, Sayang. Dia mencintaimu setulus hati. Lihat, Mama sendiri masih hidup dan bersama A'Yi. Jadi, arwah Mamamu pasti tenang sekarang. Keluarga kita baik-baik aja, mimpi telah jadi kenyataan. Nggak ada yang perlu ditakutkan, Sayang. Jangan nangis, ya. Tetap berdo'a dan berpikir positif."

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang