51. SI PIRANG PLATINA

497 57 68
                                    

"Rambut putihnya telah dipotong, pertanda bahwa hati makhluk itu terlampau pedih untuk melanjutkan kisah yang menyedihkan. Api membakar jantung, memanggang jiwa mulia jadi hina dina. Semoga harapan tidak ikut terbakar, sehingga manusia pun tidak berubah menjadi iblis yang durjana."

___________________________________________
___________________________________________

Rumah Sakit Gusu - jam 08.30 pagi

SETELAH melalui malam yang mencekam serta hembusan api mematikan, Zhan akhirnya dapat tidur secara normal di mana sempat siuman usai suntikan anestesi operasi. Tubuh pria itu menjadi ringkih, sangat lemas sehingga mata terus memberat dan dia pun terlelap. Posisinya akan tetap miring selama luka di bahu belum sembuh. Ruang VIP yang nyaman serta hangat, wangi juga terjaga. Zhan setia ditemani seluruh keluarga secara bergantian, memperhatikan setiap ekspresi pria tersebut saat tidur. Sebab beberapa kali dia memang mengerang dan tersentak. Dokter berkata bahwa Zhan masih berada di ambang ketidaksadaran usai melaluo kejadian yang hampir merenggut nyawanya.

 Dokter berkata bahwa Zhan masih berada di ambang ketidaksadaran usai melaluo kejadian yang hampir merenggut nyawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagian mana aja yang luka, Nyonya?" Wen Ning yang tiba beberapa menit lalu bertanya pada Nyonya Xi Jue.

"Kepala di area ubun-ubun dan bahu kiri, Nak. Syukurlah sudah dioperasi karena ada pecahan kaca di sana."

Wen Ning meringis mendengar penjelasan si Nyonya Besar Wang. Dia membayangkan kulit Zhan yang ditancapi serpihan beling sampai harus dioperasi. Entah akan seperih apa ketika ditahan selama berjam-jam. Sang psikolog mengelus-elus dahi mantan pasiennya dengan lembut, memperhatikan dengan sedih pria yang teramat baik tersebut.

"Tadi Zhan bangun meski nggak sampai setengah jam. Dia sempat panik kemudian nangis karena Hui dan Lian nggak ada di sini."

Wen Ning menoleh ke arah 2 ranjang tidak jauh dari tempat Zhan saat ini. Ranjang paling kecil diisi oleh Lian, kemudian di sebelah lagi ada Hui yang terlelap. Si Oh junior sedang bermain-main sendiri dengan kakinya yang mungil.

 Si Oh junior sedang bermain-main sendiri dengan kakinya yang mungil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lian benar-benar anak yang tenang setelah apa yang melanda. Ini mungkin akan jadi sifat aslinya di masa depan," kata Yan Li yang duduk di antara ranjang Lian dan ranjang Hui.

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang