16. LAMBAIAN TERAKHIRNYA

642 47 77
                                    

"Bayiku...bayiku...bayiku... Kekuatanku ada padamu. Jika terjadi hal buruk, habislah kepingan hati."

____________________________________________
____________________________________________

Jingshi - jam 08.49 pagi

HUI tidak pernah seribut ini ketika menangis. Anak manis itu sampai memerah dan urat lehernya menonjol ketika Lin Yi dan Sehun bergegas menuju mobil. Zhan sampai kewalahan sebab si bungsu meronta-ronta, memekik dan berteriak.

"NAU ANG YIIII! NAU ICUT ANG YI JUJAK, MAHMAAAAAH!! UWAAAAA NDAH NAU CINI NJIYIAN! MAHMAH NACALIN JEJEK! MAHMAH NACALIN JEJEK CUYUS!"

"Astagah, Mas Yibo! Mas Yibo, tolongin! Ini Dedek nggak mau tenang!"

Plak plak plak! Hui memukul wajah Zhan berkali-kali, dia semakin liar ketika melihat Sehun memasukkan tas besar ke bagasi mobil.

"AAAAAAKK! ANG YI CINI! ANG YI NDAH YEH NINJAYIN JEJEK UIIII...!!"

Yibo datang bersama Zhuocheng yang menggendong Hua. Dia mengambil alih Hui lalu membawanya mendekati Lin Yi dan Sehun.

"Jangan dibawa, Mas! Dedek pasti ngotot mau ikut!" Zhan hendak menarik Hui, tapi anaknya mendekap leher Yibo dengan erat.

"NDAH NAU NJIYIAN CUYUS CINI, MAHMAAAH! Hikss...nau icut jujak, nau peyuk Ang Yi cini cama Inci jujak...hikss..."

"Cium Abang dulu, tadi emang belum sempet." Lin Yi menaruh ponselnya di dashboard mobil, kemudian mencium bibir Hui. "Yaaah, nangisnya banyak banget nih. Liat, sampai merah tuh kayak Icing meyahna Tatak Ua, hahahaha..."

Candaan Lin Yi tidak membuat Hui berhenti menangis. Dia menarik leher si sulung lalu memeluknya seerat mungkin.

"Nangan jiji ninjayin Jejek yah Ang Yi, nangan ninjayin Jejek nyijiyian cini cuyus...hukss...hukss... Ndah nau boboh njiyian, ndah nau mamam njiyian, ndah nau manji njiyian jujak...huwaaa... Nangan jiji nyauh-nyauh yah Ang Yiiii."

Yibo dan Zhan berpandangan, Hua menyodorkan tangan lalu menyerahkan Icing si boneka kepiting merah tapi Hui dengan cepat melemparkan barang itu.

"NANGAN JIJI MATAKNAAAA!! ANG YI JIYEM CINI, NDAH YEH JIJI CUYUUUUS!"

"Maaf, Sayang. Nanti Abang Hun dan Abang Yi pulang, kami pergi cuma setengah hari." Sehun mencoba menenangkan, tapi air mata Hui semakin banyak.

Lin Yi memeluk adiknya lalu memberikan sebuah lolipop rasa jeruk 1, dan 1 lagi rasa anggur untuk Hua.

"Harus saling berbagi. Permennya jangan dimakan sampai Abang Yi pulang, anak-anak."

Hua menatap lolipop anggurnya, lalu memandang prihatin Icing yang tergeletak di tanah. Lin Yi segera masuk ke dalam mobil, dia tidak lupa mencium Yibo juga Zhan di pipi.

"Nanti A'Yi pulang secepatnya, Mama jangan khawatir."

Zhan mengangguk. Sehun yang akan menyetir segera memasangkan safety belt untuk Lin Yi, tapi Yibo segera melongokkan kepala dari kaca jendela mobil.

"Kalau ada apa-apa, segera hubungi Papa. Rei dan Max akan bersama kalian di mobil berbeda, mereka bersenjata."

Lin Yi tertawa sampai matanya sedikit menyipit, Yibo entah mengapa merinding mendengar suara tawa itu. Bukan merinding takut, tapi...entahlah, dia susah menjabarkannya. Sehun menjalankan mobil, Lin Yi segera melambai pada keluarganya.

"Dadah, Dedek Hui! Dadah, Hua Embul! Sampai jumpa nanti, yaaaa~"

Melihat mobil yang bertolak meninggalkan pelataran utama, sontak saja Hui menjerit kembali dan meronta sekuat tenaga. Yibo kewalahan, dia menurunkannya sehingga si kecil berlari tertatih-tatih mengejar mobil.

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang