62. CEMBURU SETAJAM PISAU

415 57 56
                                    

"Ketika dendam berbaur dengan rasa sedih dan kecewa, itu akan menumbuhkan monster yang sangat berbahaya."

____________________________________________
____________________________________________

SAAT mendapatkan kabar dari Allen tentang hal yang menimpa Fengmi serta kondisinya saat ini, Feiyu langsung pingsan usai menjerit syok. Ketika lama siuman, dia langsung meminta Jackson membawanya ke mansion Singa Hitam. Tidak hanya mereka ber-2, tapi Yibo serta Zhan pun ikut. Tidak ada yang menduga Zhan akan berani ke sana juga, tapi dia berkata mengkhawatirkan Fengmi yang sudah dianggapnya teman dekat.

"Ayah!" Pekikan Feiyu menyentak Allen yang semula memeluk isterinya di ranjang. Pria mafia itu bangun, duduk dengan lemas serta wajah yang lesu.

"Ayahmu belum siuman, Sayang. Semalam saat dokter mengobatinya, dia memang sempat bicara tapi benar-benar hanya sebentar. Sekarang dia tidur."

Feiyu menangis sambil menciumi tangan serta wajah Fengmi. Wajah Ayahnya sangat pucat dengan kantung mata kemerahan, bibir sedikit membiru seperti orang kedinginan padahal penghangat ruangan bekerja dengan baik.

"Apa yang terjadi sebenarnya, Pa?" Jackson bertanya pelan pada Allen di mana si pria Chen terlihat tidak bertenaga sama sekali.

"Kami sedang berpesta..." Jawabnya serak, "...aku menghibur Fengmi yang marah, tapi lampu tiba-tiba padam semuanya, kemudian ada bajingan yang melukai pipi isteriku. Junda langsung sadar luka itu terkena racun."

Yibo mendekap pinggang Zhan dengan protektif. Ada Zuu, He Peng dan Rei di belakang mereka.

"Racun apa, Tuan Allen?"

Allen menajamkan tatapan ke arah wajah Fengmi yang terlelap seolah tidak bernapas. "Racun ular kobra."

Semua orang tersentak, tangisan Feiyu pun seketika pecah. Hal tersebut membuat hati Allen hancur berkeping-keping. Dia turun dari ranjang, lalu mendekap anaknya yang duduk di sisi lain ranjang.

"Sayangnya Papa..."

"Kenapa Ayah harus dilukai? Ayah orang baik...hikss...tapi kenapa orang baik...hikss...selalu dibikin menderita? Baru saja...hikss...baru saja aku tenang dengan hubungan Papa dan Ayah, tapi seh-sehkarang...hikss...malah jadi begini. Pantas...hikss...hatiku nggak berhenti cemas dari kemarin...hikss..."

"Papa janji akan balas dendam pada si pelaku. Kamu berhentilah menangis, hati Papa sakit mendengarnya."

Saat keadaan sudah lebih tenang lalu para dominan beranjak ke luar kamar, tinggallah Zhan yang menemani Fengmi-Feiyu bersama Rei. Si cantik berdarah Irlandia bersedekap elegan, memperhatikan dalam diam para majikan. Entah apa yang ada dalam pikirannya.

"A'Fei, jangan ditindih tangan Ayahmu. Sini, Sayang. Sama Om dulu."

Zhan menarik pelan bahu Feiyu karena ipar manisnya menangis di atas bahu Fengmi. Air infus menetes dengan lancar, sebelah pipi yang terluka sudah diplester. Feiyu melanjutkan tangisan di dada Zhan sambil tetap menatap wajah Ayahnya.

"Tenang, ya. Sekarang Ayahmu sedang tidur, infus bisa menetralisir racun ular itu."

Feiyu sesenggukan lalu menduselkan wajah di dada Zhan. Itu sangat hangat dan nyaman. Bungsu Jiang setia menahan tubuh bongsornya, lambat laun pun pemuda tersebut mengantuk sehingga Zhan menyuruh berbaring di sebelah Fengmi. Pelan-pelan, dia menyelimuti mereka ber-2 kemudian mengajak Rei keluar dari sana.

____________________________________________
____________________________________________

Penjara Bawah Tanah
Black Lion's Mansion

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang