59. MIMPI MANIS PAPA

542 59 110
                                    

"Jaga dia untukku, maka aku pasti kembali dan menjadi bagianmu lagi."

____________________________________________
____________________________________________

Rumah Baru JackFei
jam 02.12 dini hari

YIBO bermimpi bertemu dengan Lin Yi yang memangku Lian. Ketika mendekati sang anak, dia mendapati sebuah wajah paling manis penuh rona kecantikan. Yibo tidak pernah melihat anak sulungnya bisa secantik ini. Lin Yi tidak terlihat seperti laki-laki dengan kecantikan melebihi Zhan yang selalu dipuji-puji oleh Yibo sendiri.

 Lin Yi tidak terlihat seperti laki-laki dengan kecantikan melebihi Zhan yang selalu dipuji-puji oleh Yibo sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anak Papa..." Air mata menetes perlahan di pipi Yibo, lantas Lin Yi berdiri sambil tetap menggendong Lian. Ketika dilihat secara jeli, rupanya pemuda itu sedang menyusui.

"Lian tidur, Pa." Ketika berkata demikian, Yibo bersumpah melihat kilauan sinar yang tidak pernah dia temukan selama hidup. Sinar itu berasal dari wajah serta senyuman Lin Yi. "Dia pasti hangat di pelukan A'Yi kan, Pa?"

"Sayang..."

"Papa, apa kabar?"

Yibo tertawa walau air mata berderai bagai hujan. "Takut banget, Nak."

"Takut apa?"

"Takut...takut pada banyak hal."

"Coba sebutin, siapa tau A'Yi bisa bantu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Coba sebutin, siapa tau A'Yi bisa bantu. Hihi~ sekalian nimang Lian."

Melihat ke sekitar tempat mereka berada saat ini, Yibo menemukan posisinya berdiri di atas perkebunan penuh bunga serta air mancur. Air terpercik ke wajah dan itu terasa sangat sejuk. Yibo bahkan bisa mencium aroma semua bunga yang berbeda-beda jenis. Kebun tersebut ternyata didominasi oleh bunga aster berbagai warna.

"Takut Mamamu kecewa pada kelemahan Papa, Nak. Dia sempat marah dan berpikir Papa adalah suaminya yang nggak bertanggung jawab."

"Hmm..." Lin Yi mendengarkan dengan seksama.

"Papa takut Hui menjalani hari-hari yang nggak menyenangkan seperti A'Yi dulu. Papa membayangkan kejadian saat Jingshi hancur. Gimana jika saat itu terjadi, Mamamu meninggal lalu Hui akan sesedih apa? Masa kecilnya pasti hancur juga, Nak."

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang