14. HUJAN BASAHI RANJANG

656 51 33
                                    

"Terlalu indah untuk diabaikan, terlalu memesona untuk digantikan, dan terlalu disayang untuk ditinggalkan."

____________________________________________
____________________________________________

Kilas Balik Masa Lalu
[Pernikahan Ken Meng - Rain Meng]

SUDAH bukan rahasia untuk Ken kenapa Rain ragu disentuh secara intim meski mereka telah menikah. Bahkan di malam pertama mereka sekalipun, pemuda berambut putih itu melilit tubuhnya dengan selimut, padahal sudah mengenakan pakaian tebal berlapis-lapis. Ken memandang dari dekat jendela, dia sudah melepaskan baju, hanya celana panjang berbahan katun yang melindungi privasi. Oh ya, tentu saja dia pasrah diapa-apakan oleh Rain yang ternyata enggan disentuh/menyentuh.

"Rain, serius kita cuma saling liatin kayak lalat sama kecoak?"

Rain mendengus sebal, "emangnya lo tau dari mana lalat sama kecoak saling tatap?"

Ken tidak menjawab, dia lumayan gerah melihat isterinya melindungi diri dengan begitu banyak kain tebal.

"Andai aja tadi gue kasih minum sirup perangsang, pasti malam ini udah jos jes jus sama isteri."

"Ngomong apa barusan? Berani lo sama gue, Ken-tang?!"

Ken menelan ludah, jangan sampai kekesalan si pirang platina membuat mereka tidak saling tegur di kamar. Duh, Rain itu seram kalau sedang jengkel.

Tok tok tok! Pintu diketuk, sudah bisa ditebak siapa si pelaku yang sejak awal heboh ingin menimang cucu 2 bulan lagi. Mana bisa? Dikira Rain itu kucing bisa langsung belendung sekali 'tembus'?

"Hayoooo~ udah sampai level berapa, anak-anak? Ibu penasaran, apakah Buku Metode Guling Basah sudah kalian praktikkan atau belum. Apa Ken sayang memakai metode lain? Bukan masalah, Nak. Yang penting Rain cantiknya Ibu bisa ngasih cucu, hihi~"

Rain melongo. Dia tidak pernah menduga Meng Lua bisa seseram ini terhadap romansa anak dan menantunya. Rain kira Meng Lua sekalem saat-saat mereka pertama berjumpa.

"Eehh... Ibu, jadi begini. Itu, Rain masih agak bimbang antara harus di...apa, ya? Di...emm...itu...diehem-ehem, astagaah... Gue malu, sumpah! Masa iya ngomongin masalah kasur sama orang tua?" Ken menempelkan kepala di tembok, tidak kuat mencurahkan isi hati yang sangat vulgar.

Rain sontak menutup setengah wajah menggunakan selimut. Suaminya benar-benar menyebalkan!

"Aaaaa~ ahahahahaha..." Meng Lua justru tertawa sampai rambut sepinggangnya bergoyang-goyang. Cara pria itu tertawa membuat Rain terpaku sejenak, dia sampai lupa kalau si 'Ibu Mertua' sangat gila tadi. "Ken dan Rain adalah pasangan pengantin baru, wajar jika salah satunya malu. Tapi akan lebih memalukan jika yang malu adalah Ken sendiri. Jadi menurut Ibu, just take your time! Rain cantiknya Ibu jangan khawatir, terima Ken pelan-pelan dan jangan ditendang kalau dia naik ke kasur nanti. Untukmu, Ken; jangan pernah memaksakan kehendak isterimu."

"Seperti yang Ayah lakukan, dari dulu nggak pernah memaksakan kehendak Ibumu. Benar 'kan, Lua sayang?" Tuan Meng Yue datang seraya merangkul pinggul berisi milik isterinya.

Pasangan paruh baya itu berciuman tanpa tahu tempat, tapi Ken dan Rain malah saling lirik seolah terpukul oleh kenyataan.

'Gue harus gimana sekarang? Pernikahan ini emang bukan paksaan, tapi gue jujur belum bisa lupain Abang Zuu secara totalitas,' Rain menggigit selimut dan melirik Ken kembali. Sial, pria Meng berkulit hitam-manis itu sedang menatapnya juga.

____________________________________________
____________________________________________

Kediaman Keluarga Meng
Jam 09.40 pagi

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang