"Bahkan singa terbuas sekalipun, akan lemah ketika bayinya terluka." [YUL]
_________________________________________
_________________________________________Kilas Balik Masa Lalu
(Cuplikan dari fiksi TELUR CEPLOK)REI menggigit bibir, tubuh gemetar dan dia takut untuk berteriak. Untuk pertama kali di dalam hidupnya, pria Irlandia itu merasakan ketakutan bahkan teramat besar. Di samping, ada Zuu sang suami yang menangis, menggenggam tangan submisif cantik itu seraya berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Rei takut, tidak berani membayangkan hal-hal buruk meskipun ribuan imajinasi menakutkan terus menakuti.
Yibo, Zhan, Lumi, He Peng dan Rain ada di sana. Mereka menyaksikan sekujur tubuh Zuu yang gemetar serta air mata pria pemberani itu. Semua merasa was-was juga, tidak pernah melihat Rei bisa begitu kesakitan sebelumnya. Apa yang Rain katakan tentang Prof. Yuan yang sudah siap sedia, ternyata benar adanya. Bahkan ruang persalinan sudah dikhususkan bagi Rei malam ini. Prof. Yuan si pria jenius tampak sudah biasa, jelas kalau dia begitu profesional dalam hal medis.
"Pasien harus dioperasi caesar karena merupakan submisif yang tanpa jalur lahir. Mohon kesediaan pihak suami untuk menyetujui keputusan ini."
"Lakukan! Selamatkan isteri dan bayi saya, tolong..." Ini adalah sisi terlemah Zuu sang kepala pengawal yang ditakuti.
Prof. Yuan selaku dokter bedah pun tersenyum, alis naik sebelah lalu menepuk bahu pria yang seperti menghadapi kehancuran dunia.
"Sudah tau perihal kondisi bayi serta kenapa bayi itu ada di perut isteri anda, kan?"
Dada Zuu berdesir, entah emosi apa yang paling tepat digambarkan tapi dia segera mengangguk.
"Bagus, Tuan Zuu. Saya izinkan anda ikut ke ruang operasi, tenangkan pasien karena kami hanya memberi anestesi yang tidak melumpuhkan keseluruhan anggota tubuh. Silahkan, Tuan."
Zuu gemetar! Ini seperti akan dikeroyok musuh yang paling kuat. Dirinya sangat sulit dikalahkan di medan pertempuran apapun, juga oleh siapapun. Zuu pandai menyembunyikan ekspresi, sehingga pihak lawan selalu kesulitan membaca gerakannya. Namun tidak untuk malam ini; membekukan, menegangkan dan bisa saja menggoyahkan.
"Abangkkhh...hikss...to-tolongin Rei..."
Bagai dipecut, Zuu bergerak cepat menggenggam tangan Rei. Dia melihat ke arah perut isterinya yang masih besar, pertanda bayi akan segera dikeluarkan. Entah apa saja nama persiapan dokter serta para perawat, Zuu hanya memokuskan diri terhadap segala ekspresi sudut wajah Rei. Isterinya kesakitan, gemetar juga menangis. Terakhir kali Zuu melihat Rei tersayang menangis ialah hari di mana Rain-Bow menikah dengan Ken dan Prof. Yuan, itu di tepi pantai di hari yang cerah penuh balon. Zuu tidak sanggup melihat air mata Rei lagi, sama sekali tidak. Air mata isterinya terlampau berharga!
"Kasih marganya Abang, ung."
Sentuhan halus di pipi yang basah membuat Zuu tersentak. Apa dia berimajinasi terlalu lama tadi? Zuu berkedip-kedip, lalu mendapati pria secantik angsa hitam tengah tersenyum sangat manis.
"Bee? A-apa sakit? Mana yang sakit, Sayang?"
"Hihi~ nggak sakit, ung. Bayi kecil akan keluar sebentar lagi. Lihat sana, ung."
"Ng-nggak, Abang nggak mau lihat dulu, Bee."
Rei terkikik gemas karena suara bergetar suaminya, dia tahu pria gagah ini takut. Dengan sangat iseng, Rei mengangkat ke-2 tangan cukup tinggi. Itu menyita atensi Prof. Yuan serta beberapa perawat yang membantu proses operasi.
"Abang Zuu ganteeeng~ Rei punya suami paling ganteng, hihi~ ganteng sejagaaat."
Zuu tersenyum, ada rasa lega akhirnya muncul melihat Rei tampak tenang. Tidak ada raut kesakitan seperti semula lagi. Prof. Yuan mendengus geli di balik masker, dia sedang menyayat lapisan kulit perut Rei untuk mengeluarkan janin. Sesekali mengecek kondisi jantung ibu dan janin di monitor EKG.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3
RomanceYibo dan Zhan dibuat syok mendengar teriakan anak bungsu mereka di kamar mandi. Ketika diperiksa, yang terlihat adalah genangan darah di lantai, serta Hui yang menangis histeris. "Astaga, Dedek!" "Mama... Dedek takuuut." _ _ "Kondisi anak kalian saa...