78. MERINDUKAN DIA

622 59 51
                                    

"Manusia akan merasakan kekosongan di hati pada suatu waktu. Sebab manusia tidak bisa menang dari rasa membutuhkan sandaran."
___________________________________________
___________________________________________

Jingshi - jam 09.50 pagi

"UUUUU~ Mahmah, nangan jambal-jambal cuyus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"UUUUU~ Mahmah, nangan jambal-jambal cuyus. Nyapek manyet Jejek Ui njiyian ji culci. Tatak Ua beyum puyang, Ilan ndah nau ce nini, cuyus...eng, cuyus Iyan cijul. Jejek Ui cejih manyet jong ndah puna mencemen, Mahmah."

"Loh, kok sedih sih? Dari tadi kan Dedek udah main sama Telur Ceplok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Loh, kok sedih sih? Dari tadi kan Dedek udah main sama Telur Ceplok. Tuh adek-adeknya masih di kolam bola. Sana temenin, Nak. Mama belum selesai ngelukis nih. Temenin mereka selama Kak Fei-nya mandi, ya."

"Yukis-yukis cuyus Mahmah inih. Nyapek manyet Jejek Ui nunjuyin."

Hui cemberut. Dia menoleh ke arah Guiying yang berusaha meraih bola sebanyak-banyaknya tapi itu susah. Ada Tianzhi juga yang menggigit-gigit bola licin. Si Kembar yang belum bisa berbicara itu tentu membuat Hui kesal, kesepian dan merasa bosan.

 Si Kembar yang belum bisa berbicara itu tentu membuat Hui kesal, kesepian dan merasa bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mah Mah! Aaakaaah! Ang ugh~"

"Ceyuh Peyok ndah bica nyomong, Mahmah. Yat yat yaaaat! Mahmah, yat mataknaaa!" Hui memekik semakin kesal.

"Iya, Sayang. Kan adek-adeknya masih bayi, belum bisa ngomong," kata Zhan dengan sabar.

"Capih...eng...capih Jejek Ui macih mbayi jujak, tan? Keciiik manyet, Mahmah."

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang