35. SI CANTIK DAN SI BOHAY

536 55 35
                                    

"Bagaimana jadinya jika 2 submisif super menawan berjumpa untuk pertama kali?"

___________________________________________
___________________________________________

Jingshi - jam 09.13 pagi

SYUKURLAH, kondisi Zhan sudah pulih sehingga dia bisa beraktifitas dengan lancar hari ini. Terlalu lancar sampai si kecil Hui melancarkan serangan yang sudah lama ditahan-tahannya. Ketika bangun di jam 7 tadi, Zhan langsung menuju dapur untuk menyeduhkan susu formula karena Lian menangis kehausan, dia lantas memandikan si kecil karena Lian memang terbiasa mandi saat pagi dengan air hangat. Saat hendak menyerahkan Lian ke pelayan untuk dibaringkan, berlarilah sosok makhluk gembul berpopok. Bukan tuyul karena Jingshi bukan mansion angker.

"Dedeeeek~ kok diberantakin lagi, sih? Kemarin janji apa ke Mama untuk jadi anak baik?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dedeeeek~ kok diberantakin lagi, sih? Kemarin janji apa ke Mama untuk jadi anak baik?"

Tidak ada sahutan, jadi Zhan merapikan semua peralatan main entah itu kertas, kuas dan cat untuk anaknya menggambar. Hua sendiri sudah berangkat bersama Haikuan menuju TK, nanti akan dijemput jam 10 oleh Zhuocheng. Sejak kemarin, Hui memang lumayan rewel karena harapannya untuk ikut bersekolah masih saja ditolak.

"Abang Yiii~ selamat pagi, Sayang. Mimpi apa tadi malam, Nak?" Zhan masuk ke ruang rawat Lin Yi, kemudian mencium kening putranya.

Pria manis itu mengambil handuk lembut, membasahi dengan air hangat kemudian mengelap sekujur tubuh Lin Yi. Tidak lupa juga memoleskan minyak kayu putih serta wewangian yang manis setelah usai.

"Jendelanya Mama buka aja, ya, biar A'Yi nggak pengap di sini." Srakk! Srakk! Zhan menyampirkan tirai-tirai besar ruangan, sehingga cahaya matahari yang masih hangat pun masuk.

"Om Zhan, pemotong kuku yang kemarin di laci ini di mana?" Itu Feiyu, dia datang sambil menggendong si sulung Guiying.

"Haloooo, Gui. Udah mandi, ya? Duh, wangi banget." Zhan mengambil alih bayi itu setelah menunjuk alat pemotong kuku di meja nakas.

"Embhhh~" Gui membuka dan menutup mulut, tubuhnya masih lemas lalu jatuh ke dekapan Zhan.

"Tian mana, A'Fei?"

"Masih tidur, Om. Semalam dia lagi-lagi nggak mau tidur cepet, makanya tadi masih anteng tuh."

"Hahahaha... Dia aktif banget, ya. Beda nih sama Abang Gui. Iya, Nak? Apa? Jan Jan cium! Jan Jan cium! Muaah~"

"Akkk! Mammbbhh~"

"Waaah~ dia senyum! A'Fei, Gui senyum!"

Feiyu tertawa mendengar seruan antusias Zhan. Dia sendiri sedang memotong kuku jemari tangan Lin Yi, tidak lupa merapikan dulu rambut sahabatnya.

"Gui udah mulai bisa senyum sekarang, Om. Kalau Tian masih susah, cuma nenen dan sering rewel."

"Pelan-pelan aja, A'Fei. Sama halnya dengan Hua dan Hui dulu, kan? Hua udah aktif banget sejak usia 6 bulan, sementara Hui selalu kalem malahan bangun tengah malamnya nggak nangis. Pernah kejadian Hui bangun di jam 2 malam, Om nggak akan tau dia terjaga kalau nggak sengaja nyentuh alasnya. Eh basah, ternyata popok Hui udah penuh banget sampai tembus sama kencing."

MAMA KELINCI🐇(Yizhan) S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang