45. Drama Keluarga

9.3K 747 9
                                    

Rayya

Tick... tock... tick... tock...

Harris

???

Rayya

Aku lagi menghitung mundur waktu

Harris

Untuk?

Rayya

Ketemu pacarku

Harris

Miss me?

Rayya

Enggak

Harris

Don't lie to me, Babe! Because I'm fucking missing you right now.

Rayya

How's Melbourne?

Harris

Boring. Coba kamu ikut aku ke sini. Hei, aku jadi kepikiran, kenapa kita enggak liburan bareng?

Rayya

Kalau semuanya sudah clear, mungkin kita bisa liburan bareng.

Harris

Aku janji akan membawamu ke Jepang.

Aku enggak pernah ingkar janji.

Rayya

I know, Mas. I know.

***

Harris

"Wah, sudah lama nih aku enggak disopirin sama Papa." Olivia bergelayut di lenganku.

Sejak kecil, Olivia selalu ingin naik pesawatku. Salah satu momen kebersamaanku dengan Olivia dan Marthin adalah mengajak mereka di penerbanganku. Liburan yang menjadi saat untuk merajut kembali kedekatan yang sempat renggang sebelumnya.

Ketika Olivia berangkat kuliah ke Sydney, dia menjadi salah satu penumpangku. Ini keinginannya, berhubung aku juga akan mengantarnya ke Sydney, jadi Olivia menyamakan jadwal keberangkatannya dengan jadwal pekerjaanku.

Aku sudah lupa kapan terakhir kali Olivia berada di penerbanganku. Jadi, ketika dia memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan di saat yang sama aku ada jadwal penerbangan ke Melbourne, aku meminta perusahaan untuk mengubah jadwalku, sehingga aku bisa pulang dari Sydney. Olivia langsung histeris begitu aku memberitahu kejutan ini kepadanya.

"Gimana Tante Rayya?" Olivia terkekeh, tapi tak ayal hatiku menghangat saat mendengarnya.

Aku mengajaknya ke salah satu restoran yang ada di bandara. Masih ada waktu sebelum aku harus bersiap-siap bekerja.

"Tante?" tanyaku.

Olivia mengerutkan hidungnya. "Abis aku bingung mesti manggil apa."

"Nanti kamu bisa bertanya langsung ke Rayya dia mau dipanggil apa."

Aku sudah lelah terus bersembunyi. Bagiku, Rayya adalah cintaku. Tidak ada hal yang bisa mengubah fakta itu.

Ini risiko besar yang harus kuambil, tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Meski aku harus bersikap egois dan mengedepankan kebahagiaanku. Tidak adil bagi Rayya jika aku terus merahasiakan hubungan ini.

Tidak ada yang salah dengan hubunganku dan Rayya. Kami dua manusia dewasa yang saling mencintai. Tidak ada perselingkuhan dalam hubungan ini. Meski jarak usia menjadi kendala, tapi itu bukan masalah besar. Aku bisa mengatasinya, aku yakin Rayya pun bisa.

"Jadi, kapan Papa akan ngenalin aku ke Tante Rayya?" tanya Olivia.

"Nanti di Jakarta. Papa akan memperkenalkannya ke kamu dan Marthin."

His Secret TemptationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang