Harris
Sampai kapan kamu di Singapura?
Rayya
Jumat siang.
Harris
Kamu bisa extend sampai Minggu?
Rayya
Tergantung. Kalau kamu menyusul ke sini, aku bisa extend.
Harris
Touche, Yaya.
Aku langsung ke Singapura dari Tokyo. Sampai sana tengah malam.
Aku sudah booking kamar di Marina Bay Sands. Kamu bisa check in duluan.
Rayya
😊
Miss you already.
Harris
Miss you too, Love.
Rayya
Aku menggeret koper memasuki kamar di Marina Bay Sands. Begitu menginjakkan kaki di sana, aku tak henti berdecak kagum menikmati kemewahan yang terhampar di hadapanku.
Kamar itu jauh lebih besar dibanding kamar hotel standar tempatku menginap setiap kali ke Singapura. Pastinya berkali-kali lipat lebih mewah.
Aku meletakkan koper di dekat pintu lalu melangkah masuk. Tempat tidur king size terhampar di tengah ruangan. Wajahku langsung memerah saat membayangkan aku bergelung bersama Harris di sana, saling memadu kasih.
Untuk mengusir bayangan tersebut, aku mengalihkan pandangan ke arah lain. Floor to ceiling window dengan pemandangan Garden by the Bay memenuhi ruang pandangku. Ada sofa yang nyaman di sana, membuatku yakin akan betah menghabiskan waktu di sini tanpa melakukan apa-apa.
Aku menuju ke kamar mandi. Lagi, aku terpana melihat kemewahan di hadapanku. Kamar mandi ini bahkan jauh lebih besar dibanding kamar kos yang kutempati. Pastinya beratus kali lipat lebih mahal. Bathtub di tengah ruangan yang muat menampung dua orang melambungkan fantasiku, karena aku bisa melihat diriku dan Harris bercumbu di sana.
Seharusnya kamar ini untuk honeymoon. Not that I'm complaining.
Setelah mengabari Harris, aku menyusun pakaianku di lemari. Aku punya pilihan untuk makan di luar atau bersantai di kamar dengan room service.
Rasa malas membuatku mengambil pilihan kedua. Sembari menunggu makanan datang, aku putuskan untuk berendam. Semua lelah yang menggayuti tubuhku ikut luruh bersama dekapan air hangat.
Aku sudah tidak sabar menunggu kedatangan Harris. Dia berangkat dengan pesawat malam dari Tokyo, jadi besar kemungkinan akan sampai tengah malam. Aku pasti sudah terlelap lama sebelum kedatangannya.
Dengan tubuh segar, aku menyantap makan malam yang kecepetan. Aku memilih untuk duduk di sofa yang menghadap jendela. Di luar masih terang sekalipun sudah pukul tujuh malam.
Aku mengirim foto diri dan makan malamku, tapi tidak ada tanda Harris sudah menerimanya. Mungkin handphone-nya dalam keadaan mati karena sudah berangkat.
Tidak biasa-biasanya aku membiarkan diriku bersantai seperti ini. Namun malam ini, aku tidak ingin memikirkan apa-apa selain menikmati kemewahan yang jarang-jarang kurasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret Temptation
RomanceHarris Jusuf Dari semua perempuan, kenapa harus dia? Di saat aku berani untuk jatuh cinta lagi, kenapa hatiku memilih dia? Dia, perempuan yang tidak seharusnya kucintai. Dia, perempuan yang terlarang untukku. Namun, semakin aku berusaha menolak, sem...