Ini Damian, wkwkw ...
Ganteng kan? Tapi kok jahat sih mas:-)
Holla, berjumpa lagi dengan aku😘
Kangen gak? HihiBtw, sampai sini menurut kalian gimana sih nilai yang cocok untuk cerita Aku? Plis, aku butuh banget penilaian 😭
Gimana dengan tokohnya? Ada yang paling bikin gregetan sampai sini?
Sumpah aku gak pede sama cerita sendiri 🤧( penyakit memang)
Ya udahlah, siap-siap emosi sama chapter ini😂
°°°°°°
Hari ini Keisya terpaksa naik bus kesekolah. Damian menolak berangkat dengannya jika kedua orang tua mereka berada diluar. Jadi, mau tidak mau Keisya harus naik bus atau tranportasi lainnya.
Saat sudah sampai didepan sekolah, Keisya panik saat melihat gerbang yang hendak ditutup. Ia langsung berlari kearah gerbang yang mau ditutup oleh satpam. Sial, ini pasti gara-gara dirinya kelamaan nunggu bus. Keisya telat, pintu gerbang itu tertutup sempurna dan satpam tersebut mustahil mau membuka kembali walaupun ia memohon.
"Ya ... jadi gimana dong!" Gumamnya sedikit panik. Keisya jarang terlambat, bahkan hampir tidak pernah. Terakhir kali ia terlambat waktu masih bersama Damian. Tapi waktu itu mereka bisa lolos lewat jalur tembok pembatas belakang sekolah. Seketika Keisya mendapat ide baru, ia tidak ingin pulang dan tetap mau belajar. Terpaksa ia masuk pakai jalur tembok belakang.
Keisya langsung berlari menuju tembok yang dimaksud.
"Duh, gimana cara naiknya?" Keisya sadar dirinya kurang dalam hal memanjat. Apalagi tembok itu tinggi, mustahil dirinya yang pendek bisa memanjat setinggi itu.
"Mau gue bantu?"
Seseorang dibelakang Keisya bersuara menawarkan bantuan. Kedua tangannya dimasukkan dikantong celana, serta mulutnya mengulum permen karet lalu dibentuk menjadi balon oleh mulutnya.
"Gavin, kamu terlambat juga?" Tanya Keisya.
Gavin mengganguk saja, mulutnya terbungkam oleh balon permen yang sudah bergembung besar. Tiga detik kemudian, balon permen itu pecah dan Gavin kembali mengulumnya dimulut.
"Tumben terlambat, Kei? Lo gak bareng sama Damian?" Keisya tidak langsung menjawab pertanyaan terakhir, malahan menjawab pertanyaan Gavin yang lainnya. "Bisa bantu aku manjat tembok? Temboknya tinggi banget," ucap Keisya memelas.
"Makanya jangan pendek, Kei." Ujar Gavin terkekeh kecil.
"Ya ... bukan salah aku kalau aku pendek." Sungut Keisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMIAN
Teen Fiction⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN SEKSUAL, MENTALHEALTH, SELFHARM, CACIAN DAN KATA-KATA KASAR. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA! Sudah end, belum direvisi! Awalnya kehidupan Keisya Amanda hanyalah kehidupan remaja pada umumnya. Ia gadis yang ceria, dan s...