29. FASE MANIA

3.8K 124 9
                                    

Hallo semua! Udah lama aku gak update hehe😭 ada yang rindu sama Damian gak? Kayaknya gak ada deh.

Absen dulu yuk, siapa orang yang paling memotivasi kalian untuk hidup?

Kalau me, ayah❤️😚

Sebelum membaca, vote dulu yuk besti😚

kalau belum vote, nanti dijauhkan dari crushnya😃

Happy reading 🐆

*
*
*

Dalam gejala gangguan bipolar, terdapat dua fase yaitu; fase mania (naik) dan depresi (turun).

Pada periode depresi, mereka akan terlihat sedih, lesu, dan kehilangan minat terhadap aktivitas sehari-hari.

Sementara itu, ketika periode mania terjadi, mereka merasa sangat bersemangat, baik secara fisik maupun mental. Selama fase ini, pasien gangguan bipolar akan lebih banyak berbicara, memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, dan kerap membuat keputusan yang tidak rasional.

Mendengar kabar dari Andre, perihal Damian yang sudah memasuki fase mania, membuat Daniel menjadi was-was. Maka dari itu, ia memutuskan untuk ke vila, melihat bagaimana kondisi putranya pasca ia meninggalkannya dua hari disana.

Sesudahnya disana, Daniel mendapati anaknya sedang asik bermain basket dilapangan yang memang disediakan oleh Daniel, sebab Damian selalu menghabiskan waktu disana jika lagi menginap di vila.

"Sudah berapa lama dia main basket?" Tanya Daniel kepada kedua orang anak buahnya yang berdiri disamping. Mereka memandangi Damian yang terlihat lincah bermain basket, tak berapa jauh dari lapangan.

"Sejak jam tiga dini hari tadi tuan, jika dihitung sudah sembilan jam lebih tanpa istirahat." Daniel mengangguk mengerti. Lalu ia berjalan memasuki lapangan basket, dan mengambil bola saat cetakan gol kesekian kalinya.

Daniel melempar bola itu kearah dua anak buahnya dan langsung ditangkap. Ia memandang Damian sambil berkacak pinggang. Sedangkan Damian, lelaki itu memutar bola matanya malas, sembari menarik nafas yang menderu karena terlalu memforsir tenaganya sejak pagi.

"Papa mau apa?" Ucapnya sambil mengelap peluh yang membanjiri wajah.

"Kamu gak lelah apa, sembilan jam lebih bermain basket? Papa yang lihat kamu aja udah ngos-ngosan."

"Nggak, biasa aja. Papa juga ganggu banget datang kesini."

"Kalau papa nggak datang, mungkin kamu udah pingsan ditempat karena gak sadar udah memforsir tenagamu terlalu banyak."

"Ckk, berlebihan." Damian mencibir, lalu melangkah panjang kedalam vila. Kedatangan papanya memang sudah membuatnya kesal.

Dengan sabar, Daniel mengikuti langkah panjang putranya. "Kamu tau, kamu sudah memasuki fase apa kali ini? Kamu sedang ada difase mania. Jadi papa akan memantau kamu agar tidak luntang-lantung gak jelas yang bisa berbahaya bagi kesehatan kamu." Jelas Daniel.

"Damian bukan anak kecil pah, gak perlu diawasi."

"Bagi papa kamu akan tetap jadi Damian bocah."

"Mana ada bocah yang badannya segede Damian?!"

"Mana ada orang dewasa yang ngajak orang main permainan anak-anak sampe larut malam!" Balas Daniel telak.

"Sial." Damian mengumpat kesal. Lalu mengambil handuk kecil dan mengelap wajahnya yang basah dengan handuk itu. "Gak usah sok khawatir sama Damian, papa urusin aja tuh istri baru dan anak baru papa! Gak usah sibuk ngurusin Damian, Damian bisa sendiri!" Setelah mengatakan itu, Damian langsung pergi kekamar mandi, meninggalkan Daniel yang terpaku karena ucapannya.

DAMIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang