11. HILANGNYA HARGA DIRI

7.7K 208 115
                                    

Hallo, berjumpa lagi dengan aku!😆

Yang masih sekolah, gimana harinya? Menyenangkan or membosankan?

Tapi gak bosan sama aku kan?

Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian memberikan vote, lebih baik lagi jika ditambah komen😀

Yuk bisa yuk.

⚠️BAB INI MENGANDUNG ADEGAN KEKERASAN DAN DEWASA, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA.

JADI YANG MASIH BOCIL HARAP SKIP AJA.

JANGAN DITIRU YA GUYS, CUKUP DI WATTPAD AJA REAL LIFE JANGAN!

*
*
*

"Deandre saya pukul karena kamu. Andai aja kamu sebagai adik mengalah pasti kakak kamu tidak kesakitan."

Damian tergugu hebat, matanya menatap nanar tubuh penuh luka Deandre yang terlihat mengenaskan. Kepalanya terus mengeluarkan darah, matanya meredup karena pukulan yang membuat area mata bengkak.

"ABANG BANGUN! BANG DEAN BANGUN JANGAN TINGGALIN MIAN!!" Anak berusia delapan tahun itu berteriak histeris, menangisi dan memukul lantai membabi buta. Ia pikir Denadre telah pergi. Tak hentinya dia memanggil nama saudara kembarnya.

Tatkala tangan besar milik pamannya menyentuh tubuhnya, Damian meronta-ronta ketakutan.

"TOLONG BUNDA! TOLOONG!"

Teriakan anak itu terendam dengan bekapan tangan pria itu. Damian bergetar ketakutan, airmatanya turun deras. Tangan sialan itu meraba-raba tubuh kecilnya. Pria gila itu akan mencabuli anak sekecil itu? Dimana letak akal sehatnya?

"Sakit! Tubuh Mian sakit bunda! Tolong papa, tolong Mian. Sakit, sakit bunda!" Anak itu teriak kesakitan, relungnya terasa perih. Damian dilecehkan sekarang, sama orang dewasa tak punya otak, pamannya sendiri.

Gemuruh petir mengaum, mempekakkan indera pendengaran Damian. Anak itu lelah berteriak, lama-lama tangisannya terendam oleh rasa sakit yang tidak bisa dijabarkan. Mata lelahnya perlahan meredup hingga menggelap, tak sadarkan diri.

*
*
*

Malam ini, Damian sudah meneguk banyak alkohol dari mulutnya. Masih satu botol lagi yang akan ia habiskan. Efek alkohol tersebut membuat Damian terduduk di bar, ia tak sanggup berdiri karena terlalu mabuk.

Damian mengerang, kepalanya terasa sakit. Dadanya juga sesak. Jantungnya berdetak kencang, dan badannya lemas.

"Hahahaha"

Damian tertawa happy, dirinya seolah melayang-layang kelangit indah tanpa beban. Ia tersenyum cerah dengan mata sayunya, Damian benar-benar mabuk berat.

Sebelumnya, kejadian traumatis itu kembali terbayang dikepalanya secara spontan, membuat dirinya ketakutan dan menangis hebat. Demi menghilangkan bayang-bayang itu, Damian pergi ke bar dan meneguk alkohol melampiaskannya rasa sakitnya. Namun tanpa sadar dirinya kebablasan meminum banyak sekali alkohol.

"Ya Allah ya Rabbi, anak ini mabuk berat, cuk!" Ucap Aris yang datang bersama Arsel. Mereka datang usai salah satu pelayan yang menelpon mereka menggunakan ponsel milik Damian, karena Damian mabuk berat dan tidak berhenti meminum alkohol jadi pelayan itu khawatir.

DAMIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang