22. ADA GAVIN

5.4K 150 10
                                    

Hallo guys, jumpa lagi sama aku hehe 🤣

Gimana kabar kalian saat ini? Bulan pertama udah habis😀 secepat itu ya

'DAMIAN' UDAH SEPARUH PERJALANAN 😀 KONFLIKNYA PUN MAKIN TINGGI NIH😀

SIAP-SIAP GREGET SAMA KEISYA YA🤣

KAYAKNYA DAMIAN KEDEPANNYA LEBIH BRENGSEK DARI SEBELUMNYA 🤗

siap-siap mental aja ... Hehehe

Happy reading 🐶

*
*
*

Setelah malam neraka yang ia lewati semalam, Keisya tak sekalipun keluar kamarnya. Ia mengunci pintu kamar, seolah menolak bertemu siapapun. Bahkan Ayunda bolak-balik memanggilnya dan menyuruhnya untuk keluar serta menanyakan apakah ia baik-baik saja. 

Pikiran buruk mengelabui jiwa perempuan malang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pikiran buruk mengelabui jiwa perempuan malang itu. Keisya menangis, namun tangisannya terendam dibalik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Keisya trauma sejak Damian mengambil kehormatannya. Satu-satunya hal yang paling Keisya hindari saat ini adalah lelaki itu.

Lelaki itu bagai monster baginya.

"Seharusnya aku bisa melawan waktu itu. T-tapi kenapa? Kenapa tubuhku terasa membeku?"

"Arrggghh! Benci benci benci! Keisya, kamu lemah sekali!" Keisya berteriak frustasi. Perempuan itu menjambak rambutnya tidak terima, ia juga membenci dirinya yang tak bisa melindungi diri sendiri.

"Kamu kotor, hiks. Kamu sampah, perempuan tak berharga." Keisya merutuki diri sendiri. Dirinya yang lemah terlalu takut menghadapi nestapa yang menusuk jantungnya berkali-kali.

Keisya tidak mungkin mengadu, akan ada hal yang buruk jika ia melakukan itu. Keselamatan ibunya adalah hal yang membuat ia tak berani melapor atau sekedar melawan.

Mungkin ia akan mencoba bertahan meski luka menggerogotinya sampai ke tulang belulang. Mungkin ia mencoba berdiri meski hanya ditumpu satu kaki saja. Tapi itu akan sakit sekali jika dirasakan. Maka dari itu, harus dirinya yang merasakan luka itu, jangan ibunya. Keisya tak ingin Ayunda kembali menangis.

"Ma ... Keisya akan coba bertahan demi mama. Tapi kalau suatu hari nanti Keisya menyerah, Keisya pastikan mama sudah aman sebelum Keisya pergi."

*
*
*

"Kamu yakin mau sekolah?" Ayunda khawatir saat melihat wajah pucat Keisya saat remaja itu sedang sibuk menata buku-buku yang akan dibawa. "Kalau kamu kurang sehat, lebih baik gak usah sekolah dulu, Kei. Nanti kamu kenapa-kenapa mama takut." Ayunda berusaha membujuk putrinya itu.

DAMIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang