Hai semua, aku update lagi nih😘 otakku mudeng karena kebanyakan belajar, jadi coba healing nulis wattpad. Eh malah makin puyeng😁 tapi untungnya jadi juga bab 38🤣
Sebelum membaca, vote dulu yuk besti. Minimal tembus 20 vote, biar aku makin rajin updatenya 😆
Jika ada typo, tolong tandai ya
Met baca, semua🌻
*
*
*"Waktu tidak akan menghilangkan rasa trauma yang telanjur melekat dalam jiwa."
*
Masih ingat dengan janji Daniel saat Damian dirawat dirumah sakit? Ya, Daniel berjanji akan menangkap pria terkutuk, adiknya sendiri yang katanya kembali terlihat. Sialnya, sampai sekarang Daniel tidak mengetahui kelanjutan dari pencarian itu. Anak buahnya bilang, mereka tidak bisa menemukan keberadaan pria itu, karena sepertinya pria itu tahu soal dirinya dicari. Dan mungkin saja ia sedang bersembunyi.
Daniel kini dirumahnya, berada di dalam ruang kerja miliknya sembari membaca dokumen perusahaan yang dikirim oleh sekretarisnya beberapa jam lalu. Soal Damian, cowok itu sedang berada dikamarnya.
Baru saja dibicarakan, Damian keluar dari kamarnya masih dengan baju santai. Sepertinya benar yang dikatakan remaja itu, jika ia ingin dirumah saja hari ini.
Damian masih berada dalam kegelisahannya. Saat Gavin datang, dan meminta izin untuk membawa Keisya keluar. Jelas dalam hati Damian tidak setuju. Sayangnya Daniel dengan senang hati mengizinkannya. Mengingat itu membuat Damian kembali kesal.
Damian cemburu, tapi ia denial. Itu saja.
Cowok itu duduk di sofa, sambil memerhatikan layar ponsel didepannya. Damian memantau pergerakan Keisya melalui pelacak rahasia yang terakses dengan perangkat milik Keisya. Jika dilihat, Gavin membawa Keisya mutar-mutar jalanan, sesekali berhenti di toko makanan, mungkin untuk cemilan mereka.
Sial, membayangkan kedekatan mereka membuat Damian frustasi. Apa mereka ada hubungan spesial sehingga harus sedekat itu?
Keisya bodoh, harusnya dia meminta izin dulu kepada Damian baru pergi. Wanita itu semakin lama semakin lupa dengan peringatannya. Haruskah ia mengingatkannya sembari memberi pelajaran? Brengsek, Damian ingin sekali menjadi dinding pembatas untuk mereka berdua.
Jika bersama Gavin, Keisya terlihat senang. Dan Damian yang hendak membuat perempuan itu menderita, tentu tidak senang saat tahu Keisya mendapat kebahagian lain dari Gavin.
Sebenarnya itu bukan alasan utamanya membenci kedekatan Gavin dengan Keisya. Damian selama ini berpikir, jika Keisya hanya miliknya seorang. Tidak ada yang boleh menyentuh wanita itu selain dirinya. Damian tak mau Keisya bahagia dengan orang lain, ia mau Keisya menangis dan menderita dibawah jeratan dendamnya. Pola pikir Damian memang sudah rusak dari dulu.
"Aden, ada bapak-bapak di depan rumah. Katanya mau jumpa Aden." Ucap bibi yang baru datang dari arah luar.
Perasaan Damian mendadak cemas. Namun ia tetap melangkah keluar untuk bertemu dengan pria yang mencarinya.
"Pak, siapa yang–" wajah Damian memucat kala melihat seseorang yang berdiri didepan gerbang, sedang bercekcok dengan satpam rumah yang tidak membuka gerbang hingga pria itu tidak bisa masuk.
Tubuhnya seolah membeku, nafas Damian tercekat. Ia tak menyangka pamannya bisa datang kesini, bahkan hendak menemuinya. Sesak, dada Damian berdenyut nyeri. Otaknya mendadak blank, Damian tergamang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMIAN
أدب المراهقين⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN SEKSUAL, MENTALHEALTH, SELFHARM, CACIAN DAN KATA-KATA KASAR. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA! Sudah end, belum direvisi! Awalnya kehidupan Keisya Amanda hanyalah kehidupan remaja pada umumnya. Ia gadis yang ceria, dan s...