Assalamualaikum, semua ... Aku liat viewnya makin sedikit, jadi sedih huhu☺️
Meskipun gitu, tetap tabah lanjutin ceritanya sampai tamat hehe🙂
Sebelum kalian membaca, boleh minta vote nya gak? Mudah kok cuma tekan bintang aja udah😃
Yang udah pencet, terimakasih
HAPPY READING 😚
*
*
*Cahaya sore sedikit menembus kaca kelas 12 IPS 2, Keisya mengerjap-ngerjap matanya, mulai bangun dari tidur. "Astaga!" Keisya langsung bangkit, lalu memerhatikan jam dinding disamping. Sudah pukul 16:34, Keisya sadar ia kelepasan tertidur saat menunggu hujan reda.
"Damian?" Keisya memutar haluan kesudut kelas. Disana Damian sedang tertidur pulas dalam posisi masih meringkuk, dengan kepala yang disandarkan ke dinding. Bahkan headset itu masih lengket ditelinganya, berlanjut memutar lagu-lagu yang ada didaftar meski sang empu ketiduran.
Keisya melepas headset ditelinga cowok itu. Ia menatap lekat wajah Damian yang tampak damai meski bulir keringat timbul diwajah tampannya. Damian nyenyak sekali tidur, bahkan sesekali mendengkur kecil.
Tanpa diduga, bibir Keisya tertarik sedikit. Cewek itu tidak tega membangunkan Damian jika begini. "Nyenyak banget tidurnya. Padahal sudah berhenti hujan."
Keisya hendak mengelap keringat didahi Damian, namun setelah punggung tangannya bersentuhan dengan dahi lelaki itu. Kulitnya tersengat oleh panasnya suhu tubuh Damian. Lelaki itu demam.
"Kok bisa demam?" Keisya menyentuh telapak tangan lelaki itu, dan ternyata juga panas. Ia panik. Kenapa Damian mudah sekali sakit? Apa ini efek dari kecemasan Damian sebelumnya?
Pasti sakit ya ...
Akhirnya Keisya memutuskan untuk menghubungi papanya. Dalam keadaan begini, tidak mungkin Damian mampu mengendarai motor untuk pulang. Ia juga tidak ahli membawa motor.
"Hallo pa ..."
"Iya, Kei? Kenapa kamu dan Damian belum pulang? Damian baik-baik saja kan?"
"Maaf pa, kami masih disekolah. Tadi hujan petir, kak Damian kambuh lagi jadinya. Kami nggak sadar ketiduran nunggu hujan sampai sore gini."
"Astaga! Papa akan suruh Dian Andre jemput kalian! Sekarang gimana keadaan Damian?" Suara Daniel tampak panik.
"Kak Damian masih tidur. Tapi pas aku cek suhu tubuhnya panas, pah."
"Baiklah kalau gitu, tolong tetap disitu sampai Dian, Andre datang jemput kalian!"
"Iya, pah."
*
*
*Mendengar anak sambungnya deman tinggi, Ayunda detik itu juga langsung membuat air kompresan. Wanita itu berniat mengompres Damian, agar suhunya turun.
Pandangannya terlihat sendu, senyuman tipis terbit diwajah cantiknya yang mulai menua. Damian sedang terlelap, ia memeluk dirinya sendiri soalnya Damian paling tidak suka berselimut. Ayunda duduk dipinggir tempat tidur Damian, punggung tangannya ditempelkan di kening remaja itu.
"Masih panas ..."
Ayunda berdecak khawatir. Lantas tangan wanita itu langsung mengambil kain kompressan yang sudah basah, lalu menempelkannya di kening Damian. Begitu telaten Ayunda mengobati anak sambungnya. Sesekali tangannya mengusap-usap kepala cowok itu layaknya seorang ibu yang sangat menyayangi putranya.
"Kalau suatu hari nanti aku pergi, aku mau kamu yang jaga Damian."
Setetes airmata tiba-tiba saja tumpah. Ayunda buru-buru menghapusnya. Mengingat kembali sosok sahabatnya–bunda Damian–Ayunda selalu dilanda rasa bersalah. Meski ini adalah permintaan wanita itu, tetap saja Ayunda merasa bersalah menjalaninya.
Ayunda tahu jika Dewi pasti sakit sekali jika dirinya harus menjalani pernikahan dengan suami wanita itu. Tapi itu semua sudah terlanjur, Dewi pun juga berharap akan itu. Ayunda tak bisa melakukan apapun saat itu, ia hanya terpaksa karena ingin sahabatnya bisa pergi dengan tenang.
"Maaf, Dewi. Sepertinya aku belum layak menggantikan posisi ibu bagi putramu ..."
*
*
*Akhir-akhir ini Keisya merasa ada yang aneh dengan dirinya. Hampir setiap hari ia mual-mual, pun terkadang emosinya tidak stabil. Karena itu, Keisya berniat pergi kerumah sakit guna mengecek keadaan dirinya.
Keisya sekarang duduk dikursi. Menunggu kedatangan dokter yang sedang mengambil hasil dari laboratorium. Jujur, Keisya takut dengan apa yang dipikirkan otaknya. Ia berharap itu semua tidak benar. Dirinya baik-baik saja, dan tidak ada sesuatu yang gawat. Pasti ...
"Gimana hasilnya dokter?" Keisya langsung bertanya begitu wanita berjas putih masuk keruangan dengan kertas dipegangnya.
"Kamu bilang kamu sering mual-mual, pusing, dan mudah lelah?"
"I-iya dok."
Dokter itu menghela nafas. Ia menatap wajah Keisya, seolah memperkirakan umur perempuan itu.
"Berapa usia kamu?"
"Tujuh belas tahun, dok. Emang kenapa ya?" Tanya Keisya gugup.
"Kamu hamil, Keisya. Sekarang usia kandungan kamu sudah berjalan empat minggu."
*
*
*Kaget? Tentu saja. Keisya sama sekali tak mengira ia akan mengandung janin secepat ini. Tubuhnya terasa lemas, Keisya meremas roknya sambil menggigit bibir sangking perihnya pernyataan yang dokter berikan.
"Nggak mungkin ..." Keisya menggeleng. Tangannya meraba-raba perut, memastikan bahwa tidak ada tanda kehidupan didalam. Tapi, hatinya mengatakan jika didalam tumbuh seorang anak yang tidak sama sekali ia inginkan. "A-aku harus apa?" Dadanya terasa sesak, ia bergeming ditempat.
Keisya kembali mengingat kejadian pemerkosaan itu. Yang jelas, hanya Damian yang pertama kali menyentuhnya selama ini. Apa ia sedang mengandung anak dari lelaki jahat itu?
Ini sangat buruk, dan benar-benar memalukan. Keisya bingung harus bagaimana ...
Apa mungkin ia harus menggugurkan janin itu?
Tidak, Keisya tidak sebejat itu. Mau bagaimana pun janin ini tidak bersalah. Sesakit apapun ia mengandungnya, Keisya tak ingin janin ini mati. Ia tak mau membunuh anaknya sendiri, hanya karena keegoisannya. Janin ini harus sehat, dan lahir sebagai seorang anak. Walaupun jika itu terjadi maka, Keisya harus siap bertanggung jawab sebagai seorang ibu.
"Apa kamu ada didalam?" Keisya meraba perutnya.
"Maaf ... Kamu hadir di waktu yang salah, nak ..."
*
*
*Dedek janinnya hadir diwaktu yang nggak tepat dek😭
Makin rumit aja nih hidup Keisya, ya Allah😭🙏
Follow Akun media sosial aku ya, biar lebih enak. Nanti disana juga akan banyak update tentang Cerita aku
TIKTOK : @Langitnyaibu
INSTAGRAM PRIBADI : @wardahahsania
INSTAGRAM KHUSUS WP : @wattpad_candalaYang mau nanya-nanya bisa DM Instagram aku yang mana aja😉
Bisa juga melalui papan pesan di wattpad ya, insyaallah aku balas kalau gak sibuk 😚
Udah itu dulu ya, sampai jumpa dipart selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMIAN
Novela Juvenil⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN SEKSUAL, MENTALHEALTH, SELFHARM, CACIAN DAN KATA-KATA KASAR. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA! Sudah end, belum direvisi! Awalnya kehidupan Keisya Amanda hanyalah kehidupan remaja pada umumnya. Ia gadis yang ceria, dan s...