63. CERITA DULU

4.8K 177 11
                                    

Semalam sudah kutanya 'kan apa harapan kalian untuk Keisya dan Damian. Tapi sekali lagi,  endingnya aku yang nentukan. Jadi, kalau nanti tak sesuai harapan kalian, tolong diterima ya ...

Terimakasih untuk pembaca yang setia menemani cerita ini sampai sekarang. Aku tanpa kalian bisa apa?!😭

Oke, itu aja yang bisa aku sampaikan. Selamat membaca semuanya 💗

*
*
*

"Dokter, pasien mengalami pendarahan hebat!"

Tenaga kesehatan sibuk mengatasi pasien korban kecelakaan mobil yang mengalami luka sangat serius. Pasien yang masih remaja tersebut terlihat menggenaskan dengan darah yang mengotori pelipisnya. Selain itu, ditemukan kerusakan organ hati yang jika tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.

"Detak jantung pasien menghilang, dok!"

Kepanikan dirasakan banyak orang tatkala layar itu menampilkan garis lurus pertanda hentinya jantung.

Dokter mulai melepaskan pakaian agar area dada terbuka. Alat kejut jantung atau defibrilator pun dikeluarkan, suster dan dokter bekerja sama melawan malaikat yang hendak mencabut nyawa lelaki itu malang ini.

Defibrilator ditekan ke dada, menimbulkan efek kejut sehingga tubuh pasien tersentak keatas.

"Naikkan 20 Joule!!"

Dengan sigap dan cekatan mereka menyelamatkan Damian yang diambang kematian. Pun, garis yang ditampilkan di monitor tetap sama, bahkan bunyinya melenting menyesakkan jiwa yang mendengar.

"Damian ..."

Daniel tak kuasa menahan tangisnya. Hatinya terasa pedih melihat bagaimana dokter berusaha keras mengembalikan detak jantung anaknya yang hilang. Meskipun anak itu selalu berbuat ulah, namun alasan itu tak memudarkan rasa sayang dirinya sepersen pun. Dirinya akan sangat hancur jika kehilangan putra satu-satunya.

"Jangan tinggalin papa, tolong ..."

*
*
*

"Hallo? Ini Damian."

Cowok itu tersenyum cerah didepan kamera ponsel yang sedang merekamnya. Ia mengatur posisi ponselnya agar angel lebih bagus. Damian sedang membuat mini vlog dirinya dirumah sederhana milik seseorang yang katanya calon istrinya.

"Ini rumah pacar aku, rapi dan bersih'kan? Iya dong, pacar aku  rajinnya kelewatan" Damian tersenyum bangga. Lalu berdiri, dan melangkah ke dapur. Cowok yang hanya memakai kaos dan celana pendek selutut itu masih setia mengarahkan kamera ponselnya ke setiap ruangan yang ia lewati.

"Tuh, pacar aku lagi masak." Sesampainya didapur, Damian langsung mengarahkan kameranya ke arah Keisya yang sedang menggiling cabai merah dengan tomat dan bahan lainnya.

Damian meletakkan ponselnya tak jauh dari posisi Keisya memasak, menjadikan botol sebagai ganjalan agar ponsel tersebut bisa tegak sambil terus merekam.

"Kamu ngapain sih rekam-rekam gitu?" Ujar Keisya seraya menggelengkan kepalanya. "Biarin." Balas Damian membuat Keisya mendengus kesal.

Mata Damian memerhatikan tangan Keisya yang terus menggiling bahan masakan sampai halus. Rambut panjang gadis itu terjulur kedepan dan mungkin sedikit mengganggu. Damian langsung mengambil ikat rambut, dan mengikat rambut Keisya dengan perlahan.

Keisya hanya tersenyum mendapati hal tersebut.

Bau sedap yang berasal dari masakan Keisya tercium. Damian sudah tidak sabar menyantap makanan kesukaannya, sambal ayam manis buatan Keisya. Tiada yang bisa mengalahkan cita rasa makanan buatan Keisya kecuali bundanya.

DAMIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang