Aku nggak nyangka vote lalu bisa semeledak itu😭 makasih ya untuk yang sudah ngevote😭
Sebagai ucapan terimakasih, aku update sekarang. Padahal mau hari rabu aja updatenya.
Selamat membaca semua🌺
*
*
*Saat disekolah tadi, Damian mendapatkan sebuah undangan acara ulangtahun teman sekelasnya, Mita. Sebenarnya, Damian tidak mau datang ke pesta ini. Cukup mengirimkan hadiah dan ucapan selamat saja. Namun, ia berubah pikiran setelah sebuah ide tercetus di otaknya.
Kini, cowok yang sudah rapi dengan setelan jas berwarna hitam. Menunggu seseorang yang sedang memakai baju didalam kamar mandi. Tak lama kemudian, Keisya pun keluar dengan dress mini berwarna merah. Pakaian yang dibeli Damian secara mendadak itu terlihat indah jika dipakai oleh Keisya. Damian tersenyum puas melihat penampilan itu.
Kondisi Keisya belum pulih sebenarnya, cambukan Damian masih terasa nyeri di punggungnya. Damian sama sekali tak membiarkannya beristirahat sejenak pun. Bahkan untuk pulang atau sekedar mengabarkan keadaannya pada orang rumah lelaki itu tak mengizinkannya.
"Nah, sekarang penampilan lo udah gak malu-maluin amat. Tapi, ada yang kurang." Damian berpikir sejenak, "muka lo pucet, harus sedikit dipoles."
"K-kak, gimana kalo sebelum pergi aku izin dulu sama mama aku pulangnya lama? Aku takut mama khawatir karena aku gak pulang-pulang dari sekolah."
"Gak! Dan, siapa bilang lo bisa pulang!? Lo nggak bisa keluar dari sini kecuali atas izin gue!"
Keisya menghela nafas panjang mendengar bentakan Damian. Cowok itu sepertinya niat sekali untuk mengurungnya di apartemen ini. Keisya tak bisa menelpon orang rumah untuk memberikan kabar dirinya baik-baik saja. Ponsel miliknya ditahan oleh lelaki itu.
"Sekarang lo ikut gue, gue mau poles wajah lo." Ucap Damian sembari menggiring Keisya ke kamarnya. Sesampai dikamar, Keisya melihat beberapa alat makeup yang tersedia dimeja berhadapan dengan cermin. Apa Damian menyuruhnya untuk berdandan?
Keisya duduk berhadapan dengan cermin. Ia terkejut begitu Damian mengoleskan bedak tabur kewajahnya. Entah apa niat lelaki itu, firasat Keisya tidak enak hari ini.
"Kak biar aku aja sendiri." Ucap Keisya menahan lengannya Damian.
"Diem. Gue lagi fokus." Jawab cowok itu sembari membentuk alis mengikuti referensi makeup diponselnya. "Kek gini?" Gumam cowok itu setelah merasa alis yang dibuatnya beda dengan yang diponsel.
"Membentuk alis gak semudah itu kak, biar aku aja yang–"
"Jangan ngeremehin gue. Gue nggak suka!"
Oke. Keisya memilih diam dan pasrah saja. Damian terlalu asyik mendandani wajahnya, terlihat dari bagaimana seriusnya ekspresi lelaki itu. Sentuhan terakhir dibibir, Damian mengoleskan lipstik berwarna merah ke benda kenyal tersebut.
Akhirnya selesai juga. Akan tetapi hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi Keisya. Warna lipstiknya terlalu menyala. Eyeshadow berantakan, bedak yang tak merata, juga alis yang tidak simetris. Keisya meringis kala melihat pantulan dirinya dibalik cermin.
"Siap, sekarang kita langsung berangkat." Kata Damian.
"Kak, aku perbaiki make up-nya dulu ya?"
"Lo nggak ngehargai gue yang capek-capek dandanin lo?! Nggak! Jangan coba-coba ubah atau hapus riasannya. Awas lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMIAN
Novela Juvenil⚠️ CERITA INI MENGANDUNG KEKERASAN SEKSUAL, MENTALHEALTH, SELFHARM, CACIAN DAN KATA-KATA KASAR. TOLONG BIJAK DALAM MEMBACA! Sudah end, belum direvisi! Awalnya kehidupan Keisya Amanda hanyalah kehidupan remaja pada umumnya. Ia gadis yang ceria, dan s...