30. ANAK-ANAK JALANAN

3.8K 125 6
                                    

Hai, jumpa lagi dengan aku😚 ada yang rindu cerita ini gak?

Absen nama belakang kalian disini

Sebelum baca, vote dulu ya besti. Itung-itung untuk menghargai tangan aku yang lelah mengetik😚

HAPPY READING SEMUA💋

*
*
*

Tanpa terasa, dua hari berselang sejak Damian dicetuskan berada dalam fase mania. Daniel sudah mewanti-wanti Damian untuk tidak berbuat masalah lagi setelah ia berurusan dengan polisi karena melanggar lalu lintas dan meresahkan pengendara.

Tentu peringatan sang papa hanya dianggap angin lalu, nyatanya Damian terus-menerus melalak entah kemana, sampai-sampai tak mengenal waktu pulang. Kini, lelaki berwajah tampan sedang menampakkan dirinya yang ugal-ugalan diarea balapan.

Kemarin malam, Damian menghubungi Henza untuk balapan kedua kalinya setelah insiden dimana ia hampir melenyapkan nyawa rivalnya. Meskipun Henza sangat dendam dengan Damian, tak menutup kemungkinan dia menerima ajakannya.

Mungkin saja ia bisa menuntaskan rasa dendamnya dengan cara mengalahkan lelaki itu dalam balapan kali ini.

Tak seperti biasanya, Henza unggul dalam balapan kali ini. Mungkin karena semangat berapi-api untuk menghabisi Damian dalam duel ini, Henza memiliki energi lebih untuk mengencangkan motornya hingga Damian kesusahan menyusul.

Shit. Damian kalah dari Henza untuk pertama kalinya. Henza lebih dulu menginjak finish, sorak-sorai pendukungnya mengudara kala sang jagoan akhirnya menang dalam balapan melawan Damian, yang notabenenya sangat ahli dalam urusan balapan. Ini adalah sejarah yang takkan pernah dilupakan Henza.

"Lo kurang sehat ya, Dam." Bumbum datang begitu Damian sampai digaris finish. Cowok bertubuh gempal itu terlihat kecewa. "Iya tuh, tumbenan Lo kalah." Sambung Orion.

Damian tak menjawab, hatinya sedang panas karena kalah oleh rivalnya. Ia menggertakkan giginya kesal. Sial, memalukan sekali!

Henza mendatangi Damian dengan wajah menantang. "Well, gue udah buktiin gue bisa menang, bukan? Jadi lo harus tepati janji lo semalam."

Damian mengumpat dalam hati, ia tak menyangka akan kalah balapan kali ini. Ia juga mengutuk dirinya yang menjanjikan sesuatu yang pastinya tidak mungkin ditolak oleh kebanyakan laki-laki.

"Gimana? Kenapa lo kelihatan ragu? Apa jangan-jangan–" pandangan Henza menelisik. "Lo gak ikhlas?" Ia tertawa remeh.

"Fuck! dia bukan orang berharga bagi gue."

"Kalau begitu sesuai perjanjiannya," Henza tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah Damian yang bimbang. Ia juga lega karena kekasihnya tidak harus dijadikan reward dalam balapan ini. Sebaliknya, justru seseorang yang telah Damian taruhkan yang akan menjadi getah kekalahan lelaki itu.

"Oke, gue bakal bawa dia ke lo!" Final Damian.

Henza menggeleng, "no, jangan ke gue. Gue nggak mau pake bekas lo! Biar anak buah gue aja yang nyicipinnya." Ujarnya.

Sontak ucapan Henza membuat anak buah laki-laki itu bersorak kesenangan. Mereka tidak sabar untuk menyantap kenikmatan hasil dari kemenangan ketuanya.

Damian langsung menghidupkan motornya, dan pergi dari kerumunan itu.

*
*
*

Disepanjang perjalanan, pikirannya terus berkutat pada Keisya. Sejujurnya, ada sesuatu yang membuat Damian bisa meledak ketika mengingat wanita itu. Yaitu tentang rasa cintanya dan kebenciannya yang selalu muncul secara bersamaan.

DAMIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang