FH-14

1K 58 1
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ.

...........

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ambil yang baik buang yang buruk

Happy Reading!🩶

• Jangan khawatir dan takut apabila dirimu di tinggalkan oleh berjuta juta manusia, selama itu bukan Allah lah yang meninggalkan mu, maka hidup mu akan baik-baik saja •

...........

Saat ini Ayana telah kembali ke rumah setelah menghabiskan seharian di rumah sakit, sungguh ia bingung kenapa semenjak dirinya jatuh dari pohon ustadz Alby sangat perhatian dan tak mau jauh dari dirinya, sedangkan Ayana telah mengusir Alby dengan berbagai macam cara dan tidak ada yang berhasil satu pun.

Selain itu Ayana juga kesal terhadap abah dan sang abang, bisa-bisanya mereka malah menyuruh Alby untuk tetap bersama dirinya.

Sungguh Ayana tidak dapat berfikir.

Lalu Ayana berjalan ke arah ruang tamu untuk mencari abah dang abang Ei tapi tidak di temukan sama sekali, lalu Ayana berjalan ke teras depan rumah dan ia malah mendapatkan sosok Alby yang tengah terduduk di kursi kayu berbentuk setengah bundaran.

"Ustadz Alby?" Ucap Ayana ketika melihat Alby yang tengah terduduk.

Alby yang merasa di panggil pun menoleh ke arah sumber suara, dan seketika dirinya tersenyum lembut ketika mengetahui yang memanggil dirinya adalah Ayana.

"Hm?"

"Em, ustadz Alby liat abah sama abang Ei ga?"

"Abah sama abang mu sedang ke masjid ada urusan mendadak yang harus di urus" Ucap Alby sambil menatap Ayana yang sedang menatap ke arah lain.

"Terus kenapa ustadz Alby ga ikut?"

"Saya ingin menjagamu"

Ayana membulat kan mata nya apa-apaan ini, ia bukan anak kecil yang berusia tiga tahun yang harus di jaga.

"Ustadz Ayana bisa sendiri, ustadz ga perlu repot repot, juga ga boleh tau laki-laki berduaan sama perempuan yang bukan mahrom apa lagi malam malam gini, nanti bisa muncul fitnah terus nanti yang ketiga ada syaiton"

"Mending ustadz pulang aja deh, Ayana juga udah mendingan kok"

Ucap Ayana dengan mantap, ia yakin setelah mendengar ucapan dirinya ustadz Alby akan pulang ke rumah nya.

Alby tak menjawab ucapan Ayana dan beralih menatap bunga bunga anggrek yang sedang bermekaran.

Hening.

Itulah situasi saat ini.

Ayana mengerutkan kening nya dan bersender di pintu sambil menunggu jawaban dari Alby.

"Saya rela di repotkan oleh mu Ayana"

Ucap Alby dan kembali menatap Ayana lekat dengan tatapan teduh nya saat ini, dengan bulu mata lentik milik Alby dan iris mata yang berwarna coklat yang sangat memanjakan mata.

FII HIFZILLAH (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang