FH-34

831 47 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ.

...........

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ambil yang baik buang yang buruk

Happy Reading!🩶

• Manusia hebat adalah manusia yang dapat menahan dirinya di saat hawa nafsu menerjang hebat •

_Muhammad Alby El -Malik

...........

Terdapat seorang gadis yang tengah berjalan di bawah terik matahari sambil membawa buku dan juga laptop nya ke gedung yang akan ia tuju, gadis tersebut tak henti mengusap keringat yang membasahi dahi nya.

Ayana menjadi sedikit menyesal karena meminta Alby untuk menurunkan nya jauh dari tempat yang ia tuju. Karena Ayana tak mau jika Dinda melihat mereka berdua bersama.

"Ya Allah kok panas banget hari ini ya."
Ucap Ayana sambil menutup wajah nya dengan buku nya.

Ayana berhenti berjalan dan beristirahat di tempat yang cukup teduh.

Gadis tersebut mengedarkan pandangan nya ke seluruh arah. Dan seketika senyum mengembang menghias bibir indah Ayana.

Ayana berlari saat melihat ada gerobak yang bertuliskan es kelapa muda.

"Mangg belii" Ucap Ayana antusias menghampiri pedagang penjual es kelapa muda tersebut.

"Oiya dek, silahkan duduk di tunggu ya." Sahut pedagang tersebut sambil memberikan kursi plastik kepada Ayana.

Ayana mengangguk dan menerima kursi plastik itu dan duduk. Beberapa menit kemudian abang penjual itu memberikan es pesanan Ayana.

"Ini dek, es nya."

Ayana mengambil gelas yang berisi es kelapa muda itu dan meminum nya dengan sangat cepat.

"Aaaaa enak bangett sukak suka!" Ucap Ayana kegirangan. Ayana yang melihat gelas nya sudah kosong pun memberikan kembali kepada penjual nya. "Nambah dong mang." Ucap Ayana.

Pedagang tersebut mengangguk dan mengisi kembali gelas Ayana.

Satu gelas..

Dua gelas..

Tiga gelas..

Empat gelas..

Lima gelas..

Enam gelas...

Ayana dengan mudah nya meneguk es tersebut hingga habis hanya menyisakan es batu yang berukuran kecil. "Nih mang gelas nya, semuanya berapa?" Tanya Ayana santai sambil mengembalikan gelas.

Pedagang tersebut tercengang kaget saat melihat gadis tersebut dengan mudah menghabiskan enam gelas es sekaligus.

"Enam puluh lima ribu dek."

"Nih mang, kembalian nya ambil aja." Ucap Ayana memberikan selembar kertas berwarna merah.

"Wah makasi loh dek ya."

Ayana mengangguk dan berpamitan pergi, saat Ayana telah sampai di gedung yang di maksud dan memasuki kelas, Ayana cukup kaget melihat kelas yang keadaan sepi. Ia hanya melihat Dinda yang tengah terduduk sambil memainkan handphone nya.

Ayana mendekati Dinda. Tapi tunggu dulu, Ayana memperhatikan cara berpakaian Dinda yang sangat berbeda saat ini.

Mulai dari hijab yang Dinda pakai sangat menutup, gamis yang longgar, kaos kaki yang ia pakai dan tak lupa satu lagi yaitu ciput.

"Masya Allah Dinda." Ucap Ayana tak percaya.

Dinda yang melihat Ayana datang menghampiri nya dengan tatapan takjub pun tersenyum puas dengan apa yang ia lakukan saat ini.

"Aku udah berubah yak." Sahut Dinda lemah lembut. Ayana mendekati Dinda.

"Jadi terharu." Peluk Ayana tiba-tiba ke Dinda.

"Apasi yak lepas, ga usah sentuh aku, aku beda level sama kamu." Ucap Dinda dengan tatapan menjijikan.

Ayana mengerutkan kening nya."maksud kamu?" Tanya Ayana.

Dinda berdecak kesal dan memutar bola mata nya malas."Ya beda lah aku sekarang sudah hijrah, tentu nya aku lebih suci dari pada kamu, dosa-dosa aku pasti sudah di apus." Sewot Dinda.

Ayana tercengang kaget atas apa yang Dinda ucapkan. Ayana bingung dengan jalan fikir teman nya ini."Istigafar Dinda ih!" Ucap Ayana.

"Udahlah yak, oiya aku mau bilang kalau pak Alby itu lebih cocok sama aku, karena aku lebih alim dan Sholehah dari pada kamu. Jadi saran aku cepet deh tinggalin pak Alby." Ucap Dinda spontan tak memperdulikan reaksi Ayana.

Ayana seketika membulatkan mata nya dan menatap Dinda dengan tatapan ingin menendang.

" jangan gila deh kamu." Sahut Ayana."Kamu jangan bikin aku benci sama kamu perkara perkataan mu ini ya!." Jelas Ayana tak percaya terhadap Dinda.

"Yaudah sih kalau mau benci silahkan, lagian yang dosa kan kamu, aku sih tetep suci." Sahut Dinda santai.

"Dih apasih, kamu sakit?" Tanya Ayana jengah menatap wajah Dinda.

Dinda tak menjawab ucapan Ayana ia lebih memilih fokus terhadap laptop yang ia bawa sambil mengunyah permen karet. Hal tersebut mampu membuat Ayana naik darah.

"Dinda."

"Kamu bakal tetep suka sama pak Alby Din? Meskipun sudah punya istri?" Tanya Ayana memastikan.

Dinda menutup laptop nya dengan keras dan menatap Ayana kesal. "Yang nama nya cinta itu gada yang tau, kalau aku suka sama suami orang emang kenapa? Siapa tau aku bisa jadi istri kedua." Jelas Dinda kepada Ayana.

PLAAAK..

Ayana menampar pipi Dinda dengan keras di karenakan tersulut emosi saat Dinda dengan mudahnya menyebut dirinya menjadi istri kedua, nafas Ayana memburu dan menatap Dinda dengan tatapan kecewa.

"Jangan gila kamu Dinda." Ucap Ayana datar.

Dinda terkejut saat Ayana dengan berani nya menampar pipi nya hingga memerah. "Ayana, kenapa kamu tampar aku?" Tanya Dinda tak percaya sambil memegang pipi nya.

Ayana menarik nafas dalam-dalam dan seketika beristgifar pelan-pelan.

"AsstagfiruAllah." Gumam Ayana.

Dinda berdiri dan mendekati Ayana."Boleh ya, aku jadi istri kedua pak Alby?" Izin Dinda dengan lembut kepada Ayana.

Ayana menjauh dari Dinda dan menatap sengit."Sampai kapan pun gada yang namanya istri kedua" Sahut Ayana penuh tekanan.

Dinda berdecak kesal terhadap Ayana.

"Yaudah kalau begitu aku bakal tetep jadi istri pak Alby bagaimanpun cara nya." Ucap Dinda."Lagian lebih cantik dan lebih Sholehah aku."Jelas Dinda dan menatap wajah Ayana yang terlihat sangat kesal.

Ayana memejamkan mata nya dan beristigfar berulang kali."aku ga tau maksud kamu apa." Sahut Ayana dengan lelah. Ia datang ke kelas ini untuk mendapatkan ilmu. Tetapi apa ini. Ia malah di buat emosi dengan ucapan teman nya sendiri.

"Ck, seterah kamu deh, lagi pula aku bakal hamil anak pak Alby." Ucap Dinda dengan senyum manis nya.

"DINDAAAA!!!!"

Teriak Ayana dengan melengking dan mata memerah ingin menangis. Habis sudah kesabaran nya kali ini, Ayana bahkan belum pernah memikirkan hal itu, tetapi dengan mudah nya Dinda sendiri yang mengatakan hal tersebut.

"Kk-amu kenapa sih Din." Lirih Ayana dengan air mata yang telah turun.

Dinda menaikan bahu nya acuh tak acuh dengan ucapan Ayana. Ia meninggalkan Ayana yang tengah terdiam seorang diri di kelas.

••••••



Masya Allah

Maaf banget ya kemarin ga up, soalnya full kegiatan huhu😭

Jangan lupa vote, follow buat liat chap selanjutnya!🫶

FII HIFZILLAH (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang