FH-44

767 39 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ.

...........

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ambil yang baik buang yang buruk

Happy Reading!🩶

  • Menjauhi dosa itu lebih ringan dari pada menangung rasa sakit dari sebuah penyesalan •

_Umar bin Khatab

...........

Di langit yang cukup terang dan matahari yang bersinar indah di bawah nya terdapat seorang gadis yang tengah menatap jalanan yang ramai dari atas jembatan.

Ia adalah Dinda, gadis tersebut sedang menatap jalanan tersebut dengan berbagai macam fikiran yang ada di kepala nya.

"Kenapa sih harus teman aku sendiri?" Gumam Dinda melihat mobil-mobil yang melaju cepat.

"Aku hanya cinta, kenapa sesulit ini?" Lanjut dirinya frustasi.

"Ah udahlah, bagaimana pun pak Alby harus tetap jadi suami ku." Ucap Dinda berjalan menuju mobil nya yang terparkir.

"tunggu." Ucap seorang pemuda menahan pergelangan Dinda.

Dinda memutar balikan tubuh nya dan melihat sosok yang sedang menahan dirinya.

"Kenapa?" Tanya Dinda datar.

"Ini gua lihat kunci mobil lo jatuh." Ucap pria tersebut kepada Dinda sambil menunjukan kunci mobil yang terdapat gantungan yang berisi foto wajah Alby.

Dinda yang menyadari hal tersebut pun mengangguk. "Oh iya makasih." Ucap Dinda.

"Maaf gua lihat wajah lo seperti sembab lagi ada masalah? Maaf gua sok akrab." Tanya pemuda tersebut.

Dinda tak menjawab ia memperhatikan wajah pria yang berada di depan nya ini. Cukup tampan fikirnya.

"Emang kamu mau apa? Kalau aku punya masalah." Sahut Dinda

"Ya gada gua iseng tanya aja, oh iya kenalin gua Arlan." Sahut pemuda tersebut sambil menjabatkan tangan nya kepada Dinda.

Dinda pun membalas jabatan tangan tersebut. "Dinda."

"Ekhm, lo boleh cerita kok, emang kita baru kenal si, tapi gua juga lagi cari temen baru di sini." Jelas Arlan kepada Dinda.

"Baru pindah?" Tanya Dinda, sepertinya dirinya tertarik dengan pria ini.

"Iya, gua di sini buat cari perempuan yang gua incer." Jelas Arlan.

Dinda pun mengangguk faham.

"Siapa? Pacar?" Tanya Dinda sambil bersender di pintu mobil.

Arlan tersenyum kecut saat Dinda bertanya hal tersebut. "Bukan. Lebih tepatnya perempuan yang gua kagumi dan gua gabakal bisa bersama." Sahut Arlan.

FII HIFZILLAH (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang