FH-61

754 52 2
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ.

...........

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ambil yang baik buang yang buruk

Happy Reading!🩶




• Jangan berhenti berdo'a yang terbaik untuk orang yang engkau cintai •

_Ali Bin Abi Thalib



...........




Di sebuah loby hotel terdapat seorang gadis berhijab pashmina yang tengah terduduk santai sambil memainkan handphone nya.

Siapa lagi kalau bukan Dinda. Perasaan nya saat ini sungguh bahagia dan senang karena telah berhasil menjalankan misinya.

"Bentar lagi pasti Ayana sama pak Alby bakal cerai, abistu pak Alby jadi milik aku deh.." gumam Dinda dengan semangat. "Mangkanya kalau aku bilang lepasin pak Alby ya lepasin, rasain deh tu" lanjut Dinda sambil mengingat nasib Ayana saat ini.

Sehingga ia tak sengaja menangkap sosok pria yang tengah berjalan melewati dirinya.

Dinda membulatkan matanya tak percaya. "ARLAN!?" pekik Dinda dengan keras.

Arlan menyadari terdapat seorang yang memanggil dirinya pun menoleh ke arah sumber suara.

Ia mengkerutkan kening nya bingung dan menatap Dinda untuk meminta jawaban.

Dinda seketika menjadi panik dan kalang kabut. Ia dengan cepat berlari mendekati Arlan dan membawa pria itu ke parkiran mobil agar dapat berbicara tanpa harus takut di dengar oleh orang lain.

Arlan tak mengerti dengan sikap perempuan aneh di depan nya ini. Ia hanya bisa mengikuti kemana arah langkah kaki Dinda berjalan.

Karena Arlan yang sudah jengkel terhadap Dinda dengan cepat menghempaskan tangan Dinda yang menggengam dirinya dengan kasar.

"Apasih lo?" tanya Arlan dengan nada tak suka.

Dinda saat ini tak bisa menjawab. Fikiran nya hanya satu. Siapa pria yang masuk ke dalam kamar yang berisikan Ayana tersebut.

Arlan semakin geram di buat nya. Apa-apaan ini. Ia sudah di bawa untuk berjalan sejauh mungkin dan ia bertanya pun tidak mendapatkan jawaban.

"Bisa ngomong ga?" Sindir Arlan dengan tatapan tajam yang di lemparkan kepada Dinda.

Dinda pun tersadar dari lamunan nya. Ia menatap Arlan dari ujung rambut hingga mata kaki dengan tatapan tak percaya.

"K-kok..kamu b-bisa di sini?" Tanya Dinda dengan panik takut dan gemetar menjadi satu.

Arlan lagi-lagi mengkerutkan kening nya tak mengerti dengan ucapan Dinda yang bertanya kepada dirinya.

"Kalau ngomong yang jelas," ujar Arlan kepada Dinda.

Dinda tak menjawab. Ia masi bingung dengan situasi saat ini. Apakah rencana lilin aroma itu berhasil kepada Arlan dan Ayana? Atau Ayana bersama orang lain?

FII HIFZILLAH (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang