FH-49

698 32 1
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ.

...........

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ambil yang baik buang yang buruk

Happy Reading!🩶

• Satu-satu nya yang menguatkan kita ketika terpuruk adalah keyakinan yang kuat bahwa semua nya telah di takdirkan Allah, begitu juga kehidupan ini akan tetap berjalan dengan semestinya •

_Habib Umar bin Hafidz.

...........

Setelah menyelesaikan kelas pagi nya Ayana saat ini tengah berada di warung nasi sembari menunggu Alby datang untuk menjemput dirinya.

Langit pada hari ini cukup terang di karenakan matahari dengan sempurna menampilkan dirinya.

"Ya Allah lama banget mas Alby," ujar Ayana sambil bersender di tembok berwarna putih.

"Assalamualaikum, Ayana," ucap wanita itu yang datang menghampiri Ayana saat ia tengah bersender di tembok.

Ayana yang tengah bersender pada tembok pun seketika mengalihkan pandangan nya untuk melihat seorang tersebut.

"Walaikumsalam, Dinda?" Sahut Ayana menatap Dinda bingung.

Dinda mengalihkan pandangan nya sejenak untuk melihat sekitar dan kembali menatap Ayana.

"Sendirian?" Tanya Dinda Kepada Ayana.

Ayana hanya mengangguk tanpa menjawab. Entahlah dirinya seketika menjadi emosi saat Dinda meremas tangan nya kembali berputar dalam fikiran nya.

"Ck, jahat banget ga di jawab." Cicit Dinda menatap Ayana kesal.

Ayana tidak menggubris perkataan Dinda, ia hanya menatap jalanan yang terlihat ramai. Sehingga datanglah mobil putih yang berhenti tepat di depan mereka.

Ayana yang melihat mobil putih tersebut seketika tersenyum lebar saat mengetahui Alby telah datang untuk menjemput dirinya.

Ayana berjalan mendekati mobil tersebut, tetapi saat hendak membuka pintu mobil dirinya di tahan oleh Dinda dari arah belakang.

"Aku ikut." Ucap Dinda kepada Ayana.

Ayana seketika bingung saat mendengar perkataan Dinda yang ingin ikut bersamanya. "Buat apa?" Sahut Ayana.

"Ya aku ikut. Kamu ga liat aku sendiri?" Sahut Dinda dengan jengkel.

Ayana seketika membuang nafas nya kasar, ia terus beristighfar dengan pelan agar tidak kelepasan berbuat kasar terhadap perempuan yang berada di depan nya ini.

"Kamu biasa nya pulang naik ojek kan?" Sahut Ayana berusaha sabar terhadap Dinda.

"Ya emang kenapa, kamu ga mau?" Sahut Dinda.

"Ya tapi kenapa har-" Ucap Ayana terpotong.

"Aku juga pengen ngerasain di antar pulang sama pak Alby." Sahut Dinda memotong perkataan Ayana dengan cepat.

FII HIFZILLAH (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang