FH-45

761 41 1
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ.

...........

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ambil yang baik buang yang buruk

Happy Reading!🩶

• Cinta terbaik adalah, di saat kau mencintai seseorang yang membuat akhlak mu baik, jiwa mu damai, dan hati mu semakin bijak •

_Al-Habib Umar Bin Hafidz

...........

Saat ini Ayana tengah terduduk di meja ruang makan setelah mengganti perban nya, gadis tersebut berusaha menahan rasa perih yang semakin menghampiri telapak tangan nya.

Ayana meniup-niup telapak tangan nya dengan pelan agar rasa perih sedikit mereda.

"Kok tambah perih ya" Gumam Ayana melihat telapak tangan nya yang terbalut perban.

Sedangkan di sisi lain Alby yang baru datang dan memasuki rumah mengerutkan kening nya saat melihat sang gadis meniup tangan nya dengan pelan.

Alby membuka helm full face nya dan berjalan mendekati Ayana.

"Kenapa Ayana?" Tanya Alby sedikit panik melihat wajah Ayana yang sembab.

Ayana pun mendongak dan melihat Alby yang menghampiri nya.

"Engga papa kok, cuman tiba-tiba perih aja." Sahut Ayana santai kepada Alby.

Alby yang mendengar perkataan Ayana pun seketika menjadi panik. "Perih? Kita kerumah sakit ya?" Tanya Alby lembut kepada Ayana.

Ayana pun menggeleng, ia dapat dengan jelas wajah Alby yang mengkawatirkan nya. "Ga perlu, nanti juga ilang.. Ayana mau makan laper." Sahut Ayana berusaha mengalihkan suasana.

Alby yang mendengar perkataan Ayana pun ingin menolak dan tetap ingin membawa Ayana pergi kerumah sakit, tetapi melihat wajah Ayana yang seperti sangat kelaparan pun membatalkan niat nya.

"Yasudah kalau tetap perih, tidak ada alasan untuk menolak ya." Ucap Alby kepada Ayana sambil mengusap lembut surai rambut hitam milik gadis nya.

Ayana pun mengangguk dan memberikan senyum manis nya kepada Alby. "Oke siap, sekarang Ayana mau makan dede di perut sudah lapar" Sahut Ayana semangat.

Alby yang mendengar perkataan Ayana pun seketika memberhentikan aktivitas nya dan menatap Ayana bingung.

"Dede? Ayana saya bahkan belum menyentuh mu.." Ucap Alby dengan berbagai macam pertanyaan dalam kepala nya.

Ayana pun seketika tercengang atas apa yang Alby ucapkan, suami nya ini memang suka tidak mengerti atau bagaimana?

"Bukan dede itu maksud Ayana.. dede yang Aya maksud itu cacing cacing pemakan di dalam perut Aya!" Sahut Ayana sedikit kesal.

Alby seketika tertawa lepas, ah dirinya sangat malu saat ini. "Baiklah maafkan saya, kita makan ya." Ucap Alby mengalihkan suasana.

Alby pun menata makanan di atas piring, setelah di rasa cukup Alby mendekati Ayana dan ikut terduduk di samping sang gadis.

"Kok cuman satu piring nya?" Tanya Ayana bingung saat melihat Alby yang hanya membawa satu piring.

Alby yang mendengar pertanyaan Ayana pun tersenyum.

"Kita makan sepiring berdua ya." Sahut Alby santai.

"Kenapa sepiring berdua?" Tanya Ayana bingung.

Alby tak menjawa pertanyaan Ayana ia hanya tersenyum sambil menyuapi Ayana yang sedang menatap nya.

"Mas Alby Ayana bisa makan sendiri." Ucap Ayana saat Alby hendak menyuapi dirinya.

"Dengan tangan yang di perban?" Sahut Alby menatap lekat wajah Ayana.

Ayana pun seketika tersadar ia melihat tangan nya yang sedang terbaluti oleh perban. "Eh iya deh lupa hehe." Ujar Ayana sedikit terkekeh kepada Alby.

Alby yang mendengar penjelasan Ayana pun terkekeh pelan sambil menggeleng-gelengkan kepala nya.

Setelah menyelesaikan sarapan nya saat ini Ayana tengah terduduk di sofa ruang tamu sambil melihat acara TV kesukaan nya.

"Mas Alby mau ngajar di kampus pakai sarung?" Tanya Ayana saat tak sengaja melihat Alby datang menghampiri dirinya dengan memakai baju koko dan sarung berwarna biru gelap dan tak lupa peci yang selalu menempel di kepala Alby, yang membuat hati Ayana selalu meleleh.

Alby terkekeh dan menggeleng pelan.

"Hari ini saya tidak ke kampus, saya ada jadwal mengajar di pondok." Sahut Alby kepada Ayana.

"Ihh Aya mau ikuut!!" Ucap Ayana penuh semangat.

Alby yang mendengar hal tersebut pun berfikir sejenak.

"Tapi tangan mu belum pulih Ayana." Sahut Alby berusaha menjelaskan kepada sang gadis.

"Aa mas Alby ayoo, Aya mau ikut boleh ya? Ya?" Sahut Ayana tak mau kalah dan  membujuk Alby agar mengizinkan nya ikut.

"Nanti kalau mas Alby tinggalin Ayana, terus Ayana di culik sama wewe gombel gimana?" Tanya Ayana dengan wajah yang berusaha terlihat ketakutan.

Alby pun menghela nafas sabar, baiklah ia lebih baik mengalah dari pada melihat wajah Ayana yang memohon kepada nya.

"Yasudah tapi nanti kamu hanya diam di ndalem ya, tidak usah kemana-mana." Ucap Alby tegas kepada Ayana.

Ayana pun seketika mengerucutkan bibir nya tak terima. "Ih kok gitu, Ayana kan pengen jalan-jalan juga!" Sahut Ayana menatap Alby kesal.

"Nurut atau tidak usah ikut?" Ucap Alby menatap wajah sang gadis yang sedang menatap dirinya kesal.

Ayana seketika menekuk wajah nya.

"Iya-iya! Galak banget." Sahut Ayana berjalan meninggalkan Alby menuju teras depan.

Alby yang melihat Ayana berjalan menuju teras depan pun mengikuti nya dari belakang, ia menutup semua jendela rumah dan tak lupa mengkunci pintu agar tetap aman.

"Ayo sayang masuk." Ucap Alby sambil membukakan Ayana pintu mobil.

"Ga usah panggil sayang-sayang!" Sahut Ayana dengan wajah yang di tekuk.

"Ayana.."

"Iya-iya maap"

••••

Masya Allah

Ayana ngambek🙈

Jangan lupa vote, follow buat liat chap selanjutnya!🫶

FII HIFZILLAH (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang