FH-47

720 45 1
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ.

...........

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

Ambil yang baik buang yang buruk

Happy Reading!🩶

• Rugi sekali jika seorang perempuan melepaskan laki-laki yang berakhlak baik hanya demi mengejar laki-laki yang tampan wajahnya •

_Habib Ali Zainal Abidin

...........

Setelah berpamitan kepada Ayana, Alby saat ini menuju salah satu aula yang berada di area pesantren untuk mengajarkan kitab ke para santri.

Aula serba guna yang memang sering di gunakan para santri untuk belajar.

Dan suasana area pesantren yang teduh dan nyaman yang Alby rasakan. Seperti suara pohon yang bergoyang terkena angin dan tak lupa suara para santri yang sedang menghafal Al-Qur'an.

Suasana yang Alby selalu rindukan saat ia tengah menempuh pendidikan di timur tengah.

Para santri yang melihat sosok guru yang akan memberikan ilmu kepada mereka yang tengah berjalan menuju aula pun, dengan sopan mendekati Alby dan mencium tangan Alby dengan penuh takzim.

"Silahkan duduk gus.." Ucap salah satu santri kepada Alby yang mulai memasuki aula.

Alby pun tersenyum singkat dan mengangguk.

"Bismillahirahmanirahhim, kita langsung mulai saja." Sahut Alby sambil membuka salah satu kitab nya.

Sedangkan di sisi lain Ayana yang sangat bosan berada di ndalem. Hening, itulah yang gadis itu rasakan saat ini.

"Bosen banget aaaa kesel, mas Alby jahat banget Aya ga di kasi kemana-mana!" Gumam Ayana sambil menginjak-injak lantai yang beralaskan karpet dengan keras.

"Coba aja Ummi Khadijah lagi ada di ndalem, padahal kan Aya ingin masak bareng." Lanjut Ayana sambil berjalan menuju teras depan.

"Wek-wek-wek-wek."

Ayana yang mendengar suara Angsa pun mengedarkan pandangan nya keseluruh arah untuk mencari sumber suara.

Ayana seketika tersenyum jahil saat ia berhasil menemukan segorombolan Bebek putih yang sedang memakan biji-bijian yang tergeletak berserakan di tanah. Dengan senyum jahat gadis tersebut pun mendekati para Angsa.

"Waduh pada mukbang ni, asik dong." Ucap Ayana kepada para Angsa dengan berjalan sambil sesekali melompat.

Setelah di rasa cukup dekat untuk melihat, Ayana pun berjongkok sambil memperhatikan para Angsa yang sedang memakan biji-bijian.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan." Gumam Ayana menghitung para Angsa dengan jari telunjuk nya. "Iii lucu banget ada delapan Angsa, ini kalau jadi Angsa goreng enak nih." Lanjut Ayana sambil tersenyum jahat dan memikirkan apa yang akan ia perbuat selanjutnya.

"Boleh kali ya ambil satu." Fikir Ayana dan berjalan mendekati para Angsa.

Tetapi tanpa Ayana sadari ia telah menginjak biji jagung yang hendak di makan oleh Angsa yang berbadan besar.

FII HIFZILLAH (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang