Seorang gadis bersurai abu-abu tampak tengah terbaring di atas kasur dengan tangan kanannya yang tengah memegang sebilah pisau yang terdapat bercak darah sedangkan di tangan kiri terdapat luka sayatan panjang pada pergelangannya yang bisa dipastikan bahwa gadis itu baru saja melakukan percobaan bunuh diri.
Perlahan kedua kelopak mata yang tadinya menutup kini mulai terbuka dan menampilkan dua iris mata berbeda warna yang tampak indah.
Bangkit untuk duduk dan seketika itu juga rentetan berbagai kenangan dari seseorang memaksa masuk ke dalam kepalanya membuat sang gadis spontan memejamkan mata seraya memegang kepala dikala pusing mendera hingga nyaris membuatnya ambruk tak sadarkan diri.
“Sial, transmigrasi?” Katanya pelan sesudah mencerna tiap ingatan yang masuk ke dalam kepalanya.
(Name), ya gadis itu adalah Han (Name) atau haruskah menyebutnya Park Hyeon (Name) sekarang? Sebab tubuh yang saat ini gadis itu tempati bernama Park Hyeon (Name). Gadis berusia 17 tahun yang baru saja mengakhiri hidupnya karena depresi yang di deritanya.
“Hidupmu sangat berat, pantas saja kau memilih menyerah.” Ucap (Name) pelan yang tertuju kepada sosok Park Hyeon (Name) yang kehidupannya begitu menyakitkan untuk diingat.
Nyut!
(Name) meringis kala merasakan pergelangan kirinya terasa sakit dan perih, melihat pada luka sayatan disana ia pun lantas segera turun dari kasur dan mencari kotak P3K yang dapat dia temukan dengan cepat berkat ingatan milik Park Hyeon (Name) yang diberikan(?) kepadanya.
(Name) pun segera mengobati luka tersebut dan membalutnya dengan perban agar tak lagi mengeluarkan darah.
Selesai dengan kegiatannya itu (Name) kemudian beralih pada cermin yang ada di meja rias. Ia menatap pantulan dirinya di cermin tersebut yang menampilkan rupa Park Hyeon (Name) yang begitu cantik dengan manik heterocromia-nya yang memiliki warna biru dan merah.
“Matanya sama seperti milikku hanya saja aku memiliki warna merah dan ungu, sedangkan dia memiliki warna merah dan biru.” Ucap (Name) meneliti dengan seksama penampilan Hyeon (Name) yang sedikit mirip dengannya terutama warna rambut mereka yang sama-sama berwarna abu-abu.
“Ah tubuhmu sedikit lebih tinggi dari tinggi badanku.” Ucap (Name) lagi sambil membandingkan tinggi badannya yang dulu dengan tinggi badan Hyeon (Name).
Setelah puas menatapi rupa Hyeon (Name) ia pun mulai beranjak keluar kamar untuk menjelajahi seisi rumah Hyeon (Name) guna beradaptasi dari sekarang.
Sebagai orang yang telah banyak membaca novel fantasi jelas (Name) tahu bahwa seseorang yang telah mengalami transmigrasi tidak akan bisa kembali lagi ke kehidupannya yang lama.
Dan juga selain itu (Name) sendiri tidak berkeinginan untuk kembali, sebab di kehidupannya sebagai Han (Name) tak ada lagi yang diinginkannya atau pun seseorang yang ingin dirinya temui.
Ibunya telah meninggal sedangkan ayahnya..... Lupakan, (Name) tak ingin membahas tentang orang itu lagi.
Jadi mari beralih ke perutnya yang kini terasa lapar dan terus-terusan berbunyi seolah sedang melakukan demo di dalam sana membuat (Name) lantas beranjak ke dapur untuk menemukan makanan yang sekiranya bisa menghentikan raungan para cacing yang berdemo meminta untuk diberi asupan.
Namun kekosongan malah dirinya dapati, tak ada satupun makanan yang dia temukan baik dalam lemari es ataupun di tempat lainnya. Bahkan sebungkus ramyeon pun tidak ditemukannya.
“Gila bagaimana dia makan selama ini jika tidak ada satupun makanan ada di rumah?” Kata (Name) sambil mengusak surai kelabunya dengan frustasi.
Menghela nafas (Name) pun beranjak kembali ke dalam kamar dan kemudian mencari dompet beserta handphone milik Hyeon (Name) untuk digunakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleceed x Reader
Fantasy📍Fantasi, Komedi, Aksi, Reverse Harem, Transmigrasi. ⚠️OOC, Kissing, Fights, Blood, Dll. ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Han (Name) adalah namanya. Si gadis manis dengan sejuta pesona dan segudang bakat yang dimilikinya, mampu membuat banyak lelaki manapu...