Chapter 40

1.1K 160 5
                                    

Melihat ketiga temannya tampak kewalahan Jiwoo pun seketika mengepalkan kedua tangan dengan tatapan mata penuh tekadnya.

“Aku akan melawannya dari depan, kalian bertiga tolong terus serang dia.” Ucap Jiwoo yang mengejutkan ketiga temannya.

“Kau gila ya? Meskipun gerakanmu sangat cepat, itu tidak mungkin berhasil.”

“Dia berbeda dengan orang seperti Kang Sucheon.” Lanjut Subin.

“Aku tahu, karena seranganku tidak mempan. Kalian juga harus menyerangnya... Jadi aku akan menyerangnya dari depan, kalian tolong serang dia dari belakang.” Kata Jiwoo yang benar-benar telah siap untuk bertaruh nyawa demi teman-temannya membuat (Name) yang mendengar pun seketika memejamkan mata dan berusaha untuk tetap tegar dengan apa yang akan terjadi nantinya.

Kalian tahu? Mengetahui segalanya dan mengingatnya dengan sangat jelas bukanlah hal yang menyenangkan untuk (Name), mengubahnya hanya akan menciptakan butterfly effect yang bisa saja berakhir lebih buruk dari cerita aslinya. Memilih untuk membiarkan semua terjadi seperti apa yang seharusnya terjadi, itu bukan sesuatu yang dapat (Name) terima dan lihat dengan hati yang tenang ditambah semua bukan lagi sekedar ilustrasi yang hanya dapat terlihat dari layar handphone-nya.

Semua telah menjadi nyata.

Ia sudah mencoba mengubahnya hari itu namun apa yang terjadi? Orang yang ingin dia lindungi nyatanya tetap terluka seperti yang ia lihat dalam ceritanya meski alur memang sedikit terubah semenjak kehadiran dirinya ke dalam cerita.

‘Sudahlah, jika memang tak bisa kuubah maka akan aku lakukan yang terbaik untuk menolong teman-temanku.’

“Kau sadar tidak sih dengan apa yang kau katakan tadi? Kau akan menghadangnya sendirian lho. Selain kesulitan menyerang dari depan, kau juga bisa terkena serangan kami!” Ujar Subin yang benar-benar mengkhawatirkan Jiwoo dengan usulan idenya itu untuk menghadapi si kakak Klein bersaudara sendirian.

“Aku tahu, karena itu aku akan berusaha untuk menghindarinya.” Balas Jiwoo penuh keyakinan.

“!”

“Hei Seo Jiwoo,” Panggil Jisuk sambil mengaktifkan kekuatan awakened-nya dan mengumpulkan energi begitu pun dengan (Name) yang berdiri di samping kanannya.

Sraaaaat

Sraaaaa

“Dengan serangan biasa kita takkan bisa menjatuhkan orang itu.”

“Itu berarti, kau harus berusaha untuk menahan dia selama mungkin. Agar kami bertiga bisa mengumpulkan tenaga.”

“Hei! Kenapa kalian malah menuruti omongan Jiwoo?!”

“Seo Jiwoo! Kau bisa mati!”

‘Aku tahu ini pasti sulit, tapi hanya ini satu-satunya cara.’ Batin Jiwoo.

“Jiwoo, kami percaya padamu karena itu kami akan diam disini dan mengumpulkan tenaga.” Ucap (Name) dengan aura keunguan pekat yang mengelilinginya.

Perkataan (Name) pun dianggukki oleh Jisuk sedangkan Subin tampak bimbang dan khawatir akan rencana berbahaya Jiwoo yang malah dituruti oleh (Name) dan Jisuk.

Tapi kemudian...

“Sial! terserah deh!” Ucap Subin lalu ikut mengumpulkan kekuatannya bersama kedua temannya.

Dan si kakak Klein pun mulai kembali menyerang mereka yang segera dihadang oleh Jiwoo.

Jiwoo menyerang dengan segenap kemampuan yang dia milikki demi mengulur waktu sebanyak mungkin agar ketiga temannya dapat mengumpulkan tenaga yang setidaknya dapat melukai si Klein bersaudara.

Eleceed x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang