Chapter 19

1.2K 194 1
                                    

Setelah pertarungan Jisuk dan Wooin yang berakhir dengan seri karena dihentikan oleh Inhyuk dan Seongha. Kini kedua remaja laki-laki itu tengah berada di rumah sakit yang sama dengan Jiwoo bahkan kamar inap mereka pun di satukan.

“Kenapa aku disini? Aku kan nggak apa-apa.”

“Aku juga berpikir ini tak perlu.” Timpal Wooin menyahuti ucapan Jisuk.

“Jisuk, tinggalah disini untuk sementara waktu. Kami akan memonitor kesehatanmu selama kau disini.” Ucap Inhyuk sambil menatap tajam Jisuk.

“Hal ini juga berlaku untukmu Wooin.”

Kedua pria dewasa itupun beranjak ke pintu luar yang bertepatan dengan itu (Name) pun sudah kembali sambil menenteng keranjang buah di tangannya.

Melihat (Name) Inhyuk pun lantas meminta gadis itu untuk mengawasi mereka dan apa bila Jisuk kembali berulah maka Inhyuk membolehkan (Name) untuk menghukumnya sendiri atau pun bisa menghubunginya langsung.

“Baik ahjussi dan hati-hati di perjalanan.” Kata (Name) seraya membungkukkan sedikit badannya sopan yang membuat Inhyuk tersenyum dan mengusap surai gadis itu sebelum akhirnya beranjak pergi bersama dengan Seongha.

Usai kepergian mereka (Name) pun berbalik dengan tatapan matanya yang berkilat tajam juga bibirnya yang tengah tersenyum ala joker ke arah ketiga pemuda disana yang membuat ketiganya sontak tersentak dan kemudian menunduk dengan keringat dingin membasahi leher.

Melihat ekspresi mereka (Name) pun terkikik geli seraya mendekat ke arah Jiwoo dan tanpa takut gadis itu menepuk-nepuk kepala Kaiden sebelum kemudian beralih untuk memotong buah yang dibawanya.

Sedangkan Kaiden tampak matanya menggelap dengan perempatan imajiner di kepalanya dan menatap nyalang (Name) yang hanya di tanggapi senyum nakal dari gadis itu.

‘Bocah itu....’ Batin Kaiden menahan kesal.

“Oi bocah--”

“(Name), namaku (Name). Mengerti?” Selanya sambil tersenyum manis dengan pisau di tangannya yang teracung ke arah Jisuk yang baru saja hendak memanggilnya dengan sebutan bocah juga.

Jisuk meneguk ludah, kenapa para perempuan begitu menyeramkan? Pikirnya.

“Apa yang ingin kau katakan?” Tanya (Name) kala Jisuk malah kembali diam.

“Ah itu... Tidak jadi.” Jawab Jisuk sambil memalingkan muka dengan ekspresi yang agak menyebalkan di wajahnya.

(Name) menggeleng maklum dan tak lagi bicara seraya memberikan piring kecil yang di atasnya ada buah apel yang sudah dipotong olehnya dengan dibentuk kelinci kepada Jiwoo.

“Wah terima kasih (Name).”

(Name) hanya balas dengan senyuman sembari ia membalikkan diri dan meletakkan satu piring lagi di atas kasur depan Wooin yang membuat pemuda itu sontak menatap ke arahnya.

“Makanlah.”

Setelahnya (Name) pun kembali berbalik pada Jiwoo dan duduk di dekat samping brankar Jiwoo seraya memakan satu buah apel utuh.

Wooin menatap buah apel di depannya yang terpotong sama seperti milik Jiwoo dengan bentuk kelinci yang terlihat menggemaskan.

Melirik (Name) sekilas dia pun mulai memakan buah tersebut dengan wajah polosnya yang lucu.

“Hoi! Punyaku mana?” Kata Jisuk yang melihat (Name) tidak membagikan buah tersebut kepada dirinya juga.

(Name) menoleh lantas melemparkan satu buah apel utuh kepada Jisuk yang sontak saja langsung di tangkap pemuda itu dengan cepat walau sedikit kaget.

Eleceed x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang