Chapter 65

853 115 22
                                    

Yo~ ketemu lagi kita hihi

Nah silahkan dibaca chingu-deul

Seperti biasa, janlup vote dan komen~

Happy Reading📖

.
.
.
.
.

“Kartein sendiri sedang apa disini?” Tanya (Name) balik pada sang puan yang kemudian turut menatap ke arah depan dengan posisi saling berdekatan.

“Mencarimu.” Jawabnya frontal membuat si gadis pun sontak terkesiap dengan pipi yang segera merona samar.

‘M-mencariku katanya?’

‘Mencariku?’

‘Mencariku?’

‘Kyaaaaaaaaa!!!’

“Ekhem.” (Name) segera berdehem dengan canggung sembari menolehkan kepalanya ke arah lain dengan tangan kanan yang sibuk mengipas-ngipasi wajahnya yang terasa sedikit panas.

Kartein di sebelah pun tampak melirik ke arah sang gadis yang ekspresinya sudah tak lagi menunjukkan raut kesedihan yang tak sengaja dirinya lihat sewaktu baru menemukan gadis itu.

Ia tersenyum tipis seraya kemudian tangannya merangkul pundak (Name) dan menariknya mendekat hingga sang gadis pun jatuh ke dalam dekapannya.

(Name) sontak menahan nafas dengan mata yang melotot lucu tatkala Kartein tiba-tiba saja memeluknya, bahkan kini dapat ia rasakan kedua lengan kokoh pria itu melingkar erat di pinggangnya dengan sesekali jemarinya mengusap surai kelabu miliknya de...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Name) sontak menahan nafas dengan mata yang melotot lucu tatkala Kartein tiba-tiba saja memeluknya, bahkan kini dapat ia rasakan kedua lengan kokoh pria itu melingkar erat di pinggangnya dengan sesekali jemarinya mengusap surai kelabu miliknya dengan gerakan yang begitu lembut.

(Name) terpaku di tempat dengan wajah yang sudah memerah sepenuhnya.

“(Name),” Panggil sang pria yang segera membuat si gadis dalam dekapannya terkesiap akan panggilannya di tengah situasi yang tidak baik untuk jantung gadis itu. “Y-ya?” Sahut (Name) dengan gugup sembari mendongak menatap Kartein yang kemudian turut menunduk dan memandangnya dengan tatapan yang dalam.

Set Satu tangan Kartein pun terangkat dan menyentuh pipi (Name) yang memiliki rona merah disana. “Aku lebih suka saat melihatmu tersenyum, tapi jika kau memang ingin menangis. Maka menangislah kepadaku, aku akan mendekapmu dengan erat seperti sekarang.” Ucapnya sambil mengusap lembut pipi sang gadis dengan ibu jarinya seraya tersenyum menenangkan.

(Name) yang mendengar pun terdiam sejenak sebelum kemudian dia turut menyunggingkan senyuman hingga matanya menyipit membentuk bulan sabit yang indah.

(Name) yang mendengar pun terdiam sejenak sebelum kemudian dia turut menyunggingkan senyuman hingga matanya menyipit membentuk bulan sabit yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eleceed x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang