Chapter 41

962 158 9
                                    

Annyeong chingu-deul! 😇😼

Saya kembali lagi bertemu dengan kalian semua hehe pada kangen gk nih sm Nemdkk? Xixi

Maaf ya lama updatenya, karena selain bikin ini saya juga punya kesibukan lain di real jadi mesti bagi-bagi waktu untuk bikin ff ini.

Nah sekian basi-basanya.

Happy Reading dan jangan lupa tekan vote yah chingu-deul 😉

✿✿✿

Malam hari di rumah sakit Shinhwa.

“Ah bangsat, sakit. Semua badanku terasa sakit!” Keluh Jisuk yang membuat (Name) yang terbaring di brangkar sampingnya pun mencebikan bibir mendengar pemuda itu terus saja mengeluh sejak ia baru tersadar.

“Berhentilah mengeluh, kau terus saja mengeluh selama berjam-jam cuma karena luka. Bikin malu saja.” Sahut Subin yang juga merasa jengkel dengan keluhan Jisuk sedari tadi.

“Brengsek! Tangan dan sikuku patah ke arah yang berlawanan tahu! Kalau kau seperti ini pasti sudah menangis terisak-isak.”

“Hei, bangsat. Padahal hanya luka seperti itu, kenapa berlebihan sekali sih. Memangnya kau tahu berapa tulang rusukku yang patah?”

“Tulang rusuk yang patah itu menusuk paru-paruku bodoh!”

“Aku bahkan ada luka bakar juga!”

“Disini ada bekas telapak tangan, kau tahu seperti apa panasnya badan orang itu kan?!” Lanjut Jisuk sambil menunjukkan bagian badannya yang terkena luka bakar yang diberikan oleh si Klein bersaudara.

“Duh~ Kau pasti senang bisa merasakan panasnya sentuhan orang itu!”

“Apa?!”

“Dasar bocah-bocah gila, perdebatan mereka sungguh gelap sekali.” Gumam (Name) dengan ekspresi datarnya seraya menyentuh perutnya yang sudah terbalut oleh perban.

Sedangkan Jiwoo hanya terkekeh kecil mendengarkan perdebatan kedua temannya yang suka ribut itu.

Dreeet

Pintu kamar rawat mereka terbuka dan masuklah Wooin dengan posisi terbaring di atas brangkar dan ada seorang dokter yang telah merawatnya.

“Wooin!”

Usai di letakkan di bagian samping Jiwoo yang lain pun lantas mendudukkan diri untuk melihat teman mereka yang pendiam itu.

“Bagaimana dengan kondisi Wooin?”

“Tulang tengkoraknya retak, tulang lehernya juga patah. Dia harus beristirahat dengan baik.” Jawaban dari dokter tentu mengejutkan keempatnya dan (Name) yang di bagian pojok pun lantas melihat pada Kaiden yang merupakan pelaku atas apa yang menimpa Wooin meski dia melakukannya dengan tidak sengaja.

Usai dokter pergi (Name), Jisuk dan Subin lantas berpindah posisi ke brangkar Jiwoo untuk melihat Wooin dengan lebih jelas.

“Apa yang terjadi padanya sampai terluka seperti itu?” Celetuk Jisuk di tengah keheningan mereka berempat.

Tak lama kemudian Wooin pun mulai membuka matanya.

“Wooin, kau tidak apa-apa?”

“Iya.... Katanya kondisiku akan membaik kalau istirahat.”

“Syukurlah.”

Wooin pun terdiam sejenak sebelum kembali berbicara. “Maafkan aku.” Ucapnya.

“?”

Eleceed x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang