Chapter 38

1K 165 1
                                    

Paginya kelima sekawan kini sedang dalam perjalanan menuju sekolah usai memberi makan para kucing terlebih dahulu dan sempat bertemu dengan Seongha.

Di depan gerbang sekolah mereka mendapati Iseul yang sedang berdiri disana, (Name) yang melihat kehadiran gadis malang itupun sontak menghela nafas kasar.

“Eh? Dia Joo Iseul kan?”

Iseul yang mendengar itupun berbalik dan menghadap ke arah (Name)dkk dengan duo rusuh yang sudah menyeringai jahat.

‘Kenapa Lee Subin ada disini? Setahuku dia tidak satu sekolah dengan mereka.’ Batin Iseul.

“Iseul, kenapa kau ada disini?” Tanya Jiwoo.

“Eh!”

“I-itu... Semalam tiba-tiba aku dapat pesan, katanya kamu merindukan aku...” Jawab Iseul dengan malu-malu.

“Hah?” Bingung Jiwoo merasa tak pernah mengirimkan pesan seperti itu kepada Iseul.

“Iya.” Celetuk Subin yang membuat Iseul langsung memasang ekspresi penuh permusuhan.

“Semalam aku mengirim pesan kalau aku merindukan Iseul, tapi baterai ponselku habis jadi aku meminjam ponselmu.” Ucap Subin yang sudah berdiri di samping Jiwoo sambil memegang pundak pemuda itu.

“Ah begitu.”

Mendengar perkataan Subin membuat Iseul sontak terdiam.

“Iseul akhirnya kita bertemu juga ya, aku merindukanmu.”

‘Okey, mari kita bersiap akan ledakan emosi nanti.’ Batin (Name).

“Subin, jadi kau yang mengirim pesan ini?”

“Iya,” Jawabnya dengan Jisuk di belakang yang menganggukkan kepala. “Aku sangat-sangat merindukanmu.” Lanjut Subin sambil tersenyum.

“Iya, Lee Subin bilang sangat merindukanmu.” Sahut Jisuk yang membuat Iseul sontak langsung terpancing emosi.

“DASAR!”

Iseul pun berakhir sangat emosi hingga semua kata mutiaranya mengalir keluar dengan sangat baik yang membuat kelima sekawan sontak tercengang dengan Jisuk yang nampak senang melihat Iseul menghujat tanpa henti.

Setelah puas Iseul pun langsung berbalik pergi dengan tangisannya membuat Subin menjadi agak panik melihatnya.

‘Aduh, padahal aku mengirim pesan seperti itu untuk mempertemukan dia dengan Jiwoo.’ Batin Subin yang kemudian bergegas mengejar Iseul diikuti Jisuk yang masih saja menyeringai kesenangan.

Ketiga remaja yang ditinggalkan pun hanya bisa terdiam melihat kepergian mereka.

“Wooin, hari ini kau akan ke rumahku kan?” Tanya Jiwoo.

“Tidak, hari ini aku mau menemui guruku.”

“Ah... Apa beliau baik-baik saja?”

“Iya.”

“Setelah bertemu, kalau sempat datang ke rumahku ya.”

(Name) yang mendengar pembicaraan kedua temannya itupun hanya melirik sekilas lalu beralih menatap langit di atas sana dengan kedua tangan di masukan ke dalam kantong almamaternya.

‘Klein bersaudara dan Dr. Delein.’

😼😼😼

Malam hari di kediaman (Name).

Terlihatlah gadis dengan iris mata heterocromia tersebut tengah berdiri di atas atap rumahnya dengan headphone yang terpasang di kedua telinganya.

Eleceed x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang