Chapter 59

1K 138 37
                                    

(Name) seketika diam dengan mata yang membola sempurna tatkala sebuah kecupan lembut mendarat pada bibirnya hingga lontaran kata yang ingin dirinya katakan tadi tertahan cepat di dalam mulut.

(Name) pun terdiam bak patung sedangkan Kaiden yang niat awalnya hanya sekedar ingin menjahili sang gadis dan mengira bahwa (Name) akan menghindar atau mendorongnya, tetapi ternyata gadis ini sama sekali tak menghindar tepatnya memang tidak bisa menghindarinya pun lantas turut terdiam dengan posisi bibir mereka yang masih saling menempel.

Sudah terlanjur basah maka sekalian saja menyebur, Kaiden pun lantas bergerak memejamkan matanya dan mulai melumat lembut bibir sang gadis yang kemudian perlahan-lahan mulai kembali pada kekewarasannya.

“Umphh?!”

(Name) kaget bukan main saat merasakan lumatan lembut pada tiap lapisan bibirnya yang diberikan oleh pria tampan di depannya ini, melumat hingga menjilat halus setiap permukaan dari bibirnya yang membuat (Name) kembali berada di ambang batas kewarasannya.

Pupil matanya bergetar samar saat merasakan sensasi ciuman manis yang kembali dirinya rasakan untuk yang kedua kalinya dari pria yang sama pula.

Tetapi kali ini entah mengapa terasa lebih dalam dan menuntut membuat (Name) seketika tak bisa berpikir dengan jernih.

Kedua tangannya bergerak cepat mencengkram erat kemeja hitam yang dikenakan Kaiden dikala lidah pria itu berhasil menerobos masuk ke dalam celah bibirnya yang sedikit terbuka usai Kaiden menggigit kecil bibirnya.

Sisi otak (Name) menuntutnya untuk menghentikan aksi Kaiden sedangkan sisi hatinya menginginkan ciuman tersebut.

Bahkan tubuhnya seolah bergerak mengikuti kata hatinya hingga kini kedua matanya pun turut terpejam dan menikmati apa yang tengah dilakukan oleh pria tampan itu kepadanya.

Lalu... Perlahan namun pasti, bibir sang purnama mulai bergerak tuk membalas ciuman Kaiden yang semakin lama semakin dalam dan menuntut.

Sreeet!

Dengan mudah tubuh si gadis diangkat oleh Kaiden dengan satu tangannya saja seraya melangkah menuju kasur tanpa melepaskan panggutan di antara keduanya.

Duduk di pinggir kasur dan membawa (Name) untuk duduk di atas pangkuannya dengan posisi menghadap dirinya sepenuhnya.

Satu tangan Kaiden melingkar erat di pinggang si gadis sedangkan satunya lagi menekan tengkuk leher (Name) untuk memperdalam ciuman keduanya.

(Name) sendiri mulai melingkarkan kedua tangannya dileher Kaiden seraya sesekali jemarinya bergerak mengusap surai hitam sang adam yang terasa lembut ditangannya.

Ciuman mereka pun semakin memanas hingga kemudian Kaiden melepaskan panggutannya, dikala si gadis memukul pelan dadanya. Memintanya untuk berhenti saat pasokan oksigennya mulai menipis.

Benang saliva pun teruntai di antara kedua bibir mereka membuat Kaiden lantas bergerak untuk mengusap lembut bibir (Name) yang sedikit membengkak karena ulahnya.

Dug Kaiden menyatukan keningnya dan (Name) seraya sama-sama mencoba tuk menormalkan nafas masing-masing.

Setelah dirasa tenang keduanya pun menjauhkan wajah satu-sama lain dan kemudian saling menatap dengan tatapan mata yang mengandung arti yang berbeda tetapi dengan makna yang sama.

Set Jemari tangan Kaiden pun terulur untuk menyentuh pipi (Name) yang terdapat rona kemerahan disana, mengusapnya lembut dengan ibu jari sembari kedua netra kelamnya kembali beralih untuk memandang tepat di netra heterocromia milik (Name) yang sama sekali tak menunjukkan ketidaksukaan atas apa yang baru saja dia lakukan kepada gadis itu.

Eleceed x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang