"Kita main 20 pertanyaan."
Kyle menyesap kopinya. "Oke. Kau mulai."
Alaska menatap Kyle, kemudian matanya menyapu sekeliling. Siangnya, sehabis 'belajar bersama' mereka di British Library, Kyle mengajak Alaska untuk minum kopi di café di sebrang perpustakaan. Kyle yang bayar, sebagai bentuk terima kasihnya.
"Nama lengkapmu?"
Kyle terdiam cukup lama sampai-sampai Alaska mengira Kyle sedang mengarang nama entah superhero yang mana.
"Kyle Callison," gumamnya. "Kau?"
"Alaska Malik. Berapa umurmu?"
"18. Kau?"
"18. Astaga, kau selalu menanyakan pertanyaanku," Alaska menggerutu. "Kukira kau akan lebih kreatif."
Kyle meringis. "Oke. Giliranmu."
"Orang yang paling berpengaruh dalam hidupmu?"
"Peter dan Diana Callison," jawab Kyle.
"Siapa mereka?"
Kyle tersenyum. "Itu dua pertanyaan," katanya riang. "Mereka adalah orang tua angkatku. Hal yang paling kau sukai dan yang paling tidak kau sukai."
"Dalam hal apa?"
"Apapun."
"Hmmm," Alaska berpikir. "Dalam hal topik saja, ya. Aku suka membicarakan tentang piano, buku, film, komik, games, sepak bola, dan hal-hal random yang menurutku menarik. Aku tidak suka membicarakan sesuatu yang berbau.....kau taulah."
Kyle tertawa. "Giliranmu."
"Hal yang paling kau syukuri?"
"Hidup," jawab Kyle cepat, membuat Alaska tertegun. Awalnya Alaska kira Kyle akan menjelaskan lebih panjang, tetapi ternyata jawabannya hanya sesingkat itu. "Tipe cowok yang kau benci?"
Sekarang Alaska tertawa. "Oh, jadi sekarang kau sudah masuk ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang lebih pribadi, ya?" Alaska menggeleng-geleng. "Tipe cowok yang aku benci? Hmm. Kasar, suka marah-marah, bodoh, tukang pamer, dan suka merendahkan wanita."
Kyle tidak tahu kenapa, tapi ia merasa sedikit beruntung bahwa keyataannya ia tidak seperti satu hal pun dari tipe-tipe yang tidak disukai Alaska itu. Kecuali bodoh, mungkin.
"Giliranku. Sudah berapa banyak cewek yang kau tiduri?"
Kyle tersedak kopinya. "Delapan. Berapa banyak cowok yang sudah kau tiduri?"
"Satu, kalau kau anggap kucingku cowok."
"Kau punya kucing?"
"Itu termasuk pertanyaan," Alaska tersenyum kecil. "Dan, ya. Aku punya kucing. Tapi sudah mati ketika umurku 10."
Kyle menyandarkan punggungnya ke belakang. Matanya tidak lepas dari mata Alaska sementara bibirnya membentuk sebuah senyum samar. Awalnya Alaska mengira itu adalah senyum jahat, tetapi lama-lama ia sadar bahwa itu bukan senyum jahat.
Itu senyum kagum.
"Berapa mantan pacarmu?" tanya Alaska.
"Nol. Kau?"
"Nol." Alaska terdiam selama beberapa saat, kemudian mengerutkan keningnya dengan bingung. "Jadi maksudmu, dari delapan cewek yang kau tiduri itu, tidak satupun diantaranya adalah pacarmu?"
Kyle menggeleng. "Mereka mungkin menganggapku pacarnya, tetapi sebenarnya aku tidak pernah benar-benar meminta seseorang untuk jadi pacarku secara official. Berapa mantan pacarmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
For Them, We Were.
Romance-Book 3- Kalau dihitung, ada banyak sekali daftar orang yang ingin Kyle bunuh. Tapi dalam sekian banyak daftar itu, Kyle membuat skala prioritas. Pertama, Bianca Anderson. Kedua, Jeff Callison. Ketiga—dan yang paling ia ingin bunuh, adalah seorang p...